Sopir Pengangkut Sayur Resah Jadi Korban Pemerasan Oknum Ormas di Pasar Induk Kramat Jati
Mereka mengaku harus menyetorkan uang sebesar Rp 30 ribu kepada oknum tersebut tiap kali mengantarkan sayur ke Pasar Induk Kramat Jati.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Sejumlah sopir pengangkut sayuran di Pasar Induk Kramat Jati mengaku menjadi korban pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum ormas.
Mereka mengaku harus menyetorkan uang sebesar Rp 30 ribu kepada oknum tersebut tiap kali mengantarkan sayur ke Pasar Induk Kramat Jati.
A (37), sopir pengangkut sayuran, mengatakan, kejadian tersebut sudah berlangsung selama seminggu belakangan ini.
"Baru seminggu ini dipatok tinggi, katanya Rp 10 ribu untuk uang parkir dan Rp 20 ribu biaya keamanan," ucapnya, Kamis (4/10/2018).
Ia menerangkan, pungli sebenarnya sudah ada sejak dulu di Pasar Induk Kramat Jati, namun biaya tersebut tidak pernah dipatok berapa nominalnya.
"Dari dulu memang ada pungli, tapi enggak pernah dipatok berapa, seiklasnya saja, baru akhir-akhir ini dipatok tinggi," kata A.
• JPU: Roro Fitria Mengaku Beli Sabu untuk Digunakan di Hari Valentine
• Sidang Tuntutan Roro Fitria: Terdakwa Pingsan Hingga Sang Ibu Ikut Menangis
A mengaku tak dapat menolak pungli tersebut lantaran takut mendapat intimidasi tiap kali mengantar sayuran dari Jawa Barat menuju Pasar Induk Kramat Jati.
"Pokoknya wajib kasih Rp 30 ribu, kalau enggak mau ngasih yaa diancam dan saya khawatir enggak bisa mengantar sayuran ke pasar," ujarnya.
Sebenarnya beberapa rekan A, sesama sopir yang sudah cukup jengah dengan tingkah oknum ormas tersebut ingin melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.
Namun, mereka mengurungkan niatnya karena takut malah menimbulkan permasalahan baru.
Padahal, mereka berharap pihak kepolisian dapat segera menindak oknum ormas tersebut sehingga tak lagi meresahkan para sopir pengatar sayuran.
"Harapannya sih kalau jadi lapor, polisi dapat segera bertindak karena kami sudah capek-capek bekerja cari uang tapi malah ditodong sama mereka," ucap dia.