Gempa di Donggala
Gempa Palu, BNPB Perkirakan 5.000 Orang Hilang Tertimbun Tanah di Balaroa dan Petobo
Ia menerangkan, ada 1.045 unit rumah di Balaroa dan 2.050 rumah di Petobo rusak parah akibat proses likuefaksi di kedua daerah tersebut.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan, sebanyak 5.000 orang hilang akibat tertimbun tanah di Balaroa dan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah.
"Angka tersebut berdasarkan keterangan Kepala Desa Balaroa dan Petobo, namun masih perlu dikonfirmasi," ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (7/10/2018).
Ia menerangkan, ada 1.045 unit rumah di Balaroa dan 2.050 rumah di Petobo rusak parah akibat proses likuefaksi di kedua daerah tersebut.
"Total luas area terdampak di Balaroa 47,8 hektar dan di Petobo seluas 180 hektar," ujarnya di Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur.
Menurut Sutopo, kedua daerah ini merupakan wilayah yang paling parah terdampak Likuefaksi akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter yang mengguncang Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) petang.
"Beberapa wilayah rata dengan tanah, bahkan tertimbun lumpur hingga tiga meter lebih," kata Sutopo.
Dikatakan Sutopo, akibat lumpur yang cukup tebal dan masih basah, tim sar mengalami kesulitan dalam melakukan pencarian dan penyelamatan korban.
• Boneka Momo Maskot Asian Para Games 2018 Ludes Terjual, Pengunjung Dibuat Kecewa
• Evaluasi Setahun Kepemimpinan Anies, JRMK Minta Adanya Kepastian Bermukim
• Pria 25 Tahun Diduga Perkosa Bayi Berumur Dua Minggu
Hingga Minggu (7/10/2018), BNPB mencatat baru 285 jenazah yang berhasil dievakuasi dari kedua wilayah itu.
"Pencarian kami fokuskan di daerah yang tidak tertimbun lumpur karena tidak semua daerah tertutup lumpur hingga kedalaman tiga meter," ujarnya.