Cerita Isro, Tukang Pijit Tuna Netra yang Punya Langganan Mantan Wakil Menteri
Menjadi penyandang tuna netra tak membuat Isro (45) hanya hidup mengandalkan bantuan dari orang lain. Isro memberanikan diri merantau ke Jakarta.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Menjadi penyandang tuna netra tak membuat Isro (45) hanya hidup mengandalkan bantuan dari orang lain.
Bermodalkan ijazah pijat yang ia dapatkan sewaktu pelatihan di kampung halamannya di Purworejo, Jawa Tengah, Isro memberanikan diri merantau ke Jakarta pada tahun 2002.
Ia pun kemudian membuka panti pijat bersama kakaknya yang juga menjadi penyandang tuna netra.
Isro bercerita, di keluarganya ada empat orang yang tuna netra.
Tiga kakaknya tuna netra sejak lahir, sedangkan Isro tuna netra akibat kecelakaan disaat masih bersekolah di sekolah dasar.
Isro sendiri juga menikah dengan seorang wanita yang penyandang tuna netra dan telah dikaruniai dua orang anak.
"Waktu itu saya kecelakaan, awalnya satu mata saya dioperasi dan masih bisa satu mata melihat, tapi lama kelamaan, mata yang satunya lagi juga sudah enggak kuat lama kalau buat lihat," kata Isro saat berbincang dengan TribunJakarta.com di panti pijat miliknya di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (16/11/2018).
• Operasi Narkoba di Kampus InsterStudi, Polisi Temukan Narkoba Jenis LSD
• Direktur Pelaksana Stikom Interstudi : Operasi Narkoba Menjadi Syok Terapi Bagi Mahasiswa Kami
Isro mengatakan dirinya tak hanya membuka jasa pijit di panti pijatnya saja, namun juga menerima jasa panggilan.
Tarifnya yakni Rp 60 ribu per jam bila pijit di panti pijat dan Rp 80 ribu per jam kalau dipanggil ke rumah.
"Kalau panggilan saya perginya dianter ponakan, kadang bisa sampai berjam-jam mijitnya karena satu keluarga itu enggak cuma satu orang yang biasanya dipijit," kata Isro.
Selama 16 tahun menjadi tukang pijat, Isro menyebut sudah banyak orang yang menjadi pelanggannya.
• Dengar Teriakan Perempuan di Malam Pembunuhan Keluarga Diperum Nainggolan, Tetangga Tak Bisa Tidur
• Tips Lakukan Military Diet untuk Turunkan 4,5 Kg dalam Seminggu
Salah satu yang diingatnya yakni mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana.
"Pak Denny Indrayana pas dia masih jadi wakil Menteri itu sering mijit sama saya, biasanya sopirnya yang jemput buat mijit dirumah dinasnya di Slipi. Tapi sekarang sudah enggak lagi karena Pak Denny sudah pindah ke Yogyakarta," kata Isro.
Selain Denny Indrayana, Isro menyebut mantan atlet bulu tangkis era 1970-an Tjun Tjun juga pernah menjadi langganannya.
"Pak Tjun Tjun, dia itu mantan pemain bulu tangkis juga pernah jadi langganan saya, itu sudah lama sekali pas saya masih buka pijitnya di Kemanggisan," kata Isro.