Rizal Ramli Minta Jokowi dan Prabowo Tawarkan Program Kerja, Bukan Saling Sindir

Rizal Ramli meminta kepada kedua kubu di Pilpres 2018 untuk lebih banyak memyampaikan program-program kerjanya kepada masyarakat

Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) beserta Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Salahudin Uno (kanan) membacakan ikrar deklarasi damai saat meghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 di Silang Monas, Jakarta, Minggu (23/9/2018). Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 yang diikuti KPU, pasangan Capres dan Cawapres, dan 16 partai politik nasional tersebut mengambil tema 'Kampanye anti SARA dan HOAKS untuk menjadikan pemilih berdaulat agar negara kuat'. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar

TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli meminta kepada kedua kubu di Pilpres 2018 untuk lebih banyak memyampaikan program-program kerjanya kepada masyarakat.

Permintaan tersebut disampaikannya, karena ia melihat kubu Joko Widodo atau Prabowo Subianto lebih sering melempar diksi-diksi sindiran, seperti tabok atau tampang Boyolali.

"Bisa konyol bangsa kita kalau sibuk diskusi tabok-menabok, rakyat tidak makin cerdas. Tidak menyelesaikan masalah bangsa kita," ujar Rizal Ramli, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

"Jangan ladeni isu yang begini, kalau diladeni makin seru dong," sambungnya.

Rizal Ramli juga menghimbau kepada tim kampanye dan pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, untuk tidak menanggapi diksi-diksi yang dikeluarkan oleh calon presiden petahana Joko Widodo.

Menurutnya, hal tersebut justru membuat keruh suasana di masyarakat, karena kurangnya penyampaian visi dan misi untuk membuat Indonesia lebih baik lima tahun mendatang.

"Istilahnya ikut gendang permainan. Harusnya kalau ada isu begini, oposisi cuekin saja, fokus isu-isu riil yang menyangkut bangsa," ujar Rizal Ramli.

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan kegeramannya terhadap hoaks PKI, saat berpidato dalam acara pembagian sertifikat lahan kepada 1.300 warga di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.

Jokowi Keluarkan Diksi Sontoloyo, Genderuwo, dan Tabok, Rizal Ramli: Cuekin Saja

AHY Serap Aspirasi Guru Honorer di Gombong pada Hari Guru Nasional

Menurut Jokowi, isu itu tidak masuk logika. Sebab PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang pada tahun 1965/1966, sementara, Jokowi lahir tahun 1961.

"Saya belum lahir tapi sudah ada di situ. Gimana kita ini tidak, mau saya tabok tapi orangnya di mana," ujar Jokowi.

Sedangkan Prabowo Subianto, pernah melempar diksi 'tampang Boyolali' saat pertemuan dengan tim pemenangan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018).

Dalam isi pidato di hadapan tim pemenangan itu, Prabowo menyebutkan istilah "tampang Boyolali" yang menjadi viral dan perbincangan publik.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved