Reuni 212
Reuni 212: Tiga Poin Penting Aksi, Penegasan Novel Bamukmin hingga Kabar Kehadiran Prabowo-Sandi
Reuni akbar 212 akhir-akhir ini ramai diperbincangkan. Pasalnya, reuni akbar 212 dinilai mengarah pada unsur politik.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM - Reuni Akbar 212 akhir-akhir ini ramai diperbincangkan.
Aksi Reuni Akbar 212 itu pun mendapat perhatian dari sejumlah politikus.
Pasalnya, Reuni Akbar 212 dinilai mengarah pada unsur politik.
Bahkan, menjelang Reuni Akbar 212 itu digelar, muncul aksi yang disebut-sebut sebagai tandingan.
Aksi tandingan itu diinisiasi Ketua Umum Forum Silaturahmi Aktivis 212, Kapitra Ampera.
Namun, aksi bernama kontemplasi 212 yang disebut tandingan reuni akbar 212 itu batal digelar.
Hal itu berdasarkan rekomendasi dari pihak kepolisian.
Lalu baru-baru ini muncul sebuah pertanyaan bagaimana bila aksi tandingan Kapitra Ampera itu disatukan dengan Reuni Akbar 212.
Pertanyaan tersebut muncul di sebuah Talkshow di TvOne yang dihadiri Kapitra Ampera dan Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif.
• Imbauan Polrestro Bekasi Kota kepada Warga yang Berangkat ke Reuni Akbar 212
• Supaya Reuni 212 Tak Ditumpangi Ide Khilafah, Cak Imin Imbau Presiden Jokowi Hadir
Kapitra Ampera yang merupakan mantan Peserta aksi 212 itu pun mengatakan, saat ini dirinya merasa dianggap seperti orang lain.
"Dianggapnya itu sekarang saya orang luar.
Dia bilang silahkan masuk tapi digembok," ujar Kapitra Ampera.
Kapitra Ampera melanjutkan, bila apa yang ia ucapkan tidak benar, maka ia mengusulkan untuk membuat panggung berhadapan.
"Maka kalau betul, kalau bener masih engkau seperti yang dulu, bikin panggung aja kita hadap-hadapan,
Antum ceramah nanti gantian, ana yang dengar nanti ana ceramah antum dengar itu nice," jelasnya.