Kali Pisang Batu Penuh Tumpukan Sampah, Air Sumur Warga Mulai Menghitam
Warga yang tinggal di Bantaran Kali Pisang Batu, Kecamatan Tarumajaya mulai terdampak akibat tumpukan sampah yang memenuhi permukaan kali.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, TARUMAJAYA - Warga yang tinggal di Bantaran Kali Pisang Batu, Kecamatan Tarumajaya mulai terdampak akibat tumpukan sampah yang memenuhi permukaan kali.
Air sumur yang biasa digunakan warga untuk mandi mulai berubah warna menjadi hitam pekat.
Samin (40) warga RT02, RW04, Desa Setia Mulya mengatakan, kondisi air sumur di pemukiman tempat tinggal mulai tercemar limbah dari Kali Pisang Batu. Air berubah warna menjadi hitam pekat serta menimbulkan bau tidak sedap.
"Sebenarnya kalau air di sini (kualitas) udah jelek, tapi gak hitam, nah pas dua minggu hampir sebulanan ini air mulai hitam karena air Kali Pisang Batu penuh sampah," ungkap Samin.

Warna air sumur hampir sama dengan warna air Kali Pisang Batu.
Akibatnya, warga terpkasa hanya memanfaatkan air tersebut untuk mencuci pakiaan saja. Bahkan untuk mandi saja, warga harus membeli air PAM seharga Rp 6000 per empat galon.
"Kalau buat mandi juga bau, jadi kita biasanya pertama pakai air ini dulu (air sumur) nah abis itu kita bilas pakai air PAM boleh beli, kalau gak gitu bau lumpur yang ada, jadi paling buat nyuci pakaian aja air ini mah," jelas dia.
Selain itu, warga ketika ingin menggunakan air sumur harus mengendapkan air terlebih dahulu selama kurang lebih 12 jam. Sebab, jika tidak diendapkan kondisi air sangat tidak layak untuk digunakan.
"Kalau gak diendapin baunya parah banget, bener-bener gak bisa dipakai, ini aja udah diendapin masih bau, jadi misal kita buat mandi pagi nih, nah itu malem udah kita isi pakai ember, terus kalau buat mandi sore dari pagi udah mulai kita isi air," jelas dia.
• Sampah Menumpuk di Pintu Air Manggarai Sejak Pagi, Begini Kondisinya
• Dinas LH Kabupaten Bekasi Belum Tahu Sampah Kapan Sampah di Kali Pisang Batu Bakal Diangkut
Samin yang sudah tinggal 10 tahun lebih di Bantaran Kali Pisang Batu berharap ada solusi penanganan sampah dan limbah di kali tersebut.
Sebab, sejak pertama ia tinggal di sana, kondisi kali cenderung kumuh dan seolah tidak berfungsi dengan baik.
"Ini udah lama kaya gini, dari dulu penuh eceng gondok, sama sampah, terus air juga udah lama kena limbah hitam bau," jelas dia.