Kritik KJP Plus Era Tak Terkontrol, Forum Warga Sebut Kini Bisa Dipakai Beli Apapun dan Cairkan Uang

Program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai mengalami kemunduran oleh segelintir pihak

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Pebby Ade Liana
Pengamat dari Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan, saat memaparkan catatan akhir tahun 2018 terkait kinerja Anies, Kamis (10/1/2019). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai mengalami kemunduran oleh segelintir pihak.

Salah satunya oleh Forum Warga Kota Jakarta (Fakta). Menurut Pengamat dari Forum Warga Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan, saat memaparkan catatan akhir tahun 2018 terkait kinerja Anies, KJP di era Anies tidak terkontrol.

"KJP itu udah bisa buat macam-macam, tidak terkontrol. Sekarang itu menyedihkan. Buat kita ya, yang KJP tujuannya untuk membantu pendidikan anak-anak Jakarta sekarang dengan sangat terbuka bisa disalahgunakan. Sangat bisa disalahgunakan," kata Azas Tigor Nainggolan, usai acara catatan akhir tahun 2018 terkait kinerja Anies, Kamis (10/11/2019).

Ia mengatakan, bahwa saat ini banyak sekali toko-toko yang menerima pembayaran via kartu KJP. Namun yang salah, sejumlah toko tersebut justru memperbolehkan masyarakat berbelanja apapun menggunakan KJP.

Mulai dari membeli baju dewasa, bahkan untuk mencairkan dana hingga meminjam uang.

"Jangan-jangan nanti di pusat gadai bisa saja menerima KJP bisa digadaikan. Menurut saya, ini PR berat yang harus jadi tanggung jawabnya Gubernur DKI," kata Asaz.

Pernyataan serupa juga disebutkan oleh Sumiati, warga Jatinegara, Jakarta Timur. Sumiati menjabarkan, masih ada saja warga yang mempergunakan KJP anaknya untuk kepentingan lain.

Seperti berbelanja alat kecantikan, ataupun pakaian dewasa. Belum lagi, banyak toko-toko penerima pembayaran KJP yang dinilai memanfaatkan situasi.

Maksudnya, dijelaskan oleh Sumiati bahwa dana di KJP tersebut bisa dicairkan lewat oknum di sejumlah toko.

"Misalnya ada orang ke toko baju, seharga baju itu aja tarikan dananya. Misalnya harga bajunya Rp 300 ribu, KJP nya digesek seharga baju itu Rp 300 ribu. Tapi yang dikasih ke orangnya uangnya. dan gak segitu, ada potongan. Dipotong sama tokonya. Kan kita dapat struk ya Rp 300 ribu," ungkap Sumiati, Kamis (10/1/2019).

Sumiati, yang juga merupakan kepala divisi Pendidikan dan pengorganisasian Forum Warga Kota Jakarta mengaku sering kali menerima aduan soal penyalahgunaan KJP tersebut.

Anies Baswedan Pastikan Dana KJP Plus Sudah Dapat Digunakan Sejak 3 Januari 2019

Ia menjabarkan, masih banyak pengguna 'nakal' yang memanfaatkan hal tersebut. Bahkan sejumlah oknum menjadikan KJP sebagai salah satu alat jaminan saat meminjam uang.

"Kalau di kampung-kampung, itu suka ada namanya semacam bank keliling. Mereka gak punya uang, pinjam uang. Kartu KJP dan Pinnya dikasih ke mereka sebagai jaminan. Jadi nanti KJP nya dipegang mereka," katanya

Dalam hal ini, Forum Warga Kota Jakarta mengkritisi pemantauan dari Pemerintah Daerah mengenai penggunaan KJP tersebut.

RPTRA Sungai Bambu Siapkan 1200 Paket Pangan Murah KJP

Dana KJP Turun, Pedagang di Pasar Palmerah Keluhkan Mesin Pembayaran Sering Bermasalah

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved