Sederet Fakta Titi Wati, Wanita yang Menderita Obesitas, Jebol Rumah Hingga Mobil Pikap
Titi Wati, wanita asal Kalimantan Tengah yang menderita obesitas dengan bobot 350 kilogram ini belakangan ramai dibicarakan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Titi Wati, wanita asal Kalimantan Tengah yang menderita obesitas dengan bobot 350 kilogram ini belakangan ramai dibicarakan.
Sebelum Titi, seorang bocah asal Karawang Arya Permana juga mengalami kasus serupa.
Arya yang kala itu berusia 10 tahun memiliki berat 193 kg, sedangkan Titi yang berusia 37 tahun ini memiliki berat 350 kg.
Berikut ini 5 fakta terbaru Titi Wati yang telah dirangkum Tribunnews.com dari Banjarmasinpost.com pada Jumat (11/1/2019).
• Disinggung Raffi Ahmad Soal Postur Tubuhnya, Begini Reaksi Jokowi Saat Disebut Kurus
• Mbah Mijan Ungkap Dukungannya untuk Luna Maya dan Ariel Noah, Farhat Abbas: Ini Jodoh yang Selevel
1. Titi Akan Melakukan Operasi Pengecilan Lambung
Setelah dilakukan perundingan akhirnya , Titi Wati dan pihak keluarga sepakat menurunkan berat badan dengan melakukan operasi.
Operasi pemotongan lambung atau pengecilan lambung yang akan dilakukan oleh belasan dokter ahli yang didatangkan dari Bali dan dokter ahli dari Kalteng.
Titi sendiri saat ditanya terkait kesiapan dia dalam menghadapi operasi tersebut menyatakan siap saja.
Itu semua berkat dukungan keluarga yang siap memberikan semangat agar bisa kembali beraktivitas.
"Saya siap saja, dilakukan operasi, surat pernyataan sudah ditandatangani, saya sudah siap lahir dan bathin untuk ikut operasi yang akan dilakukan dokter."
"Saya minta doanya kepada semua, agar selama menjalani operasi diberikan kekuatan dan kesabaran hingga bisa pulih," ujarnya, Kamis (10/1/2019) dilansir oleh TribunLampung.com.
• Julie Estelle Digosipkan dengan Gading Marten, Gisel Justru Berseloroh Singgung Istri Irwan Mussry
• Raffi Ahmad Terkekeh Dengar Pengakuan Jokowi Hingga Singgung Markobar dan Sang Pisang
2. Dinas Sosial Bantu Pendanaan
Dilansir oleh Banjarmasinpost.com, dinas Sosial Kota Palangkaraya siap membantu pendanaan pasien obesitas tersebut.
Hal ini dikarenakan pasien obesitas termasuk dalam golongan keluarga yang tidak mampu.
"Ya kami siapkan dana untuk membantu pasien itu selama ditangani dokter," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Subarnadi.