Pilpres 2019

Tagar 'Yang Gaji Kamu Siapa' Trending, Kemenkominfo Sesalkan Beredarnya Potongan Video Rudiantara

Tagar 'yang gaji kamu siapa' menjadi trending topic Indonesia di media sosial Twitter, Jumat (1/2/2019).

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Kurniawati Hasjanah
Tribunnews.com/Rina Ayu
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara. 

TRIBUNJAKARTA,COM - Tagar 'yang gaji kamu siapa' menjadi trending topic Indonesia di media sosial Twitter, Jumat (1/2/2019).

Kemunculan tagar 'yang gaji kamu siapa' itu berawal dari sebuah pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara kepada seorang ASN.

Hingga berita ini diturunkan,  tagar 'yang gaji kamu siapa' dikicaukan lebih dari 80 ribu kali.

Sebagaimana diketahui bahwa Rudiantara memberikan pernyataan tersebut ketika berada di acara 'Kominfo Next' beberapa waktu lalu.

Sore Ini Pukul 3 Sore, Rocky Gerung Bakal Penuhi Undangan Klarifikasi ke Polda Metro Jaya

Sekjen Gerindra Sebut Partainya Tak Akan Minta Caleg Eks Koruptor Mundur

Dalam acara tersebut, Rudiantara meminta pegawai Kemenkominfo untuk memilih desain sosialiasasi Pemilu 2019 yang akan ditempel di Kantor Kemenkominfo.

Ada dua desain yang disediakan untuk dipilih.

Masing-masing desan ini diberi nomor satu dan dua.

Berdasarkan pengamatan TibunJakarta, desain pertama didominasi warna merah sedangkan desain kedua warna putih.

Sebelelum Rudiantara meminta pegawainya memilih, ia terlebih dahulu menjelaskan bahwa jangan disangkut pautkan dengan Pilpres 2019.

Ia menegaskan hanya meminta memilih satu di antara desain saja.

Petugas Damkar Amankan Larva Tawon di Pasar Minggu, Warga Berebut Ambil untuk Umpan Pancing

Gagalkan Penyelundupan 1,4 Ton Ganja Jaringan Aceh, Kepala BNN: Modusnya Dipecah Menjadi 2

Trending Twitter Indonesia, Jumat (1/2/2019) pukul 13.00 WIB.
Trending Twitter Indonesia, Jumat (1/2/2019) pukul 13.00 WIB. (Twitter)

Lantas, Rudiantara pun meminta satu pegawai wanita maju ke atas panggung.

Pegawai itu diminta memili satu di antara desain disertai alasannya.

"Bismillahirrahmanirrahim, mungkin terkait keyakinan saja, Pak. Keyakinan atas visi-misi yang disampaikan oleh nomor dua," kata pegawai tersebut disambut heboh pegawai lainnya.

Rudiantara yang nampak terkejut mendengar jawaban pegawai tersebut pun kembali menegaskan bahwa jangan dikaitkan dengan Pilpres 2019.

Kemudian, Rudiantara meminta satu pegawainya lagi untuk maju ke depan.

RPTRA Sutra Indah 2 Jadi Tempat Berkegiatan Komunitas Disabilitas

Tak Hadiri Panggilan Eksekusi, Istri Sebut Buni Yani Tak Akan Melarikan Diri dari Tanggung Jawab

Pegawai tersebut lantas memilih desain nomor satu dengan alasan warnanya lebih cerah.

Setelahnya, kedua pegawai itu pun diminta untuk kembali ke tempatnya.

Saat pegawai wanita pemilih desain nomor dua hendak kembali ke tempat duduknya, Rudiantara nampak memanggilnya.

"Bu, bu, yang bayar gaji ibu siapa sekarang? pemerintah tuh siapa? bukan yang keyakinan ibu, yaudah makasih," kata Rudiantara.

Selang beberapa waktu, video itu pun viral dan menjadi perbincangan hangat publik.

Tak pelak tagar 'yang gaji kamu siapa' pun mendadak menjadi trending.

Tak Hadiri Panggilan Eksekusi, Istri Sebut Buni Yani Tak Akan Melarikan Diri dari Tanggung Jawab

Farhat Abbas Dilaporkan Atas Dugaan Penipuan Rp10 Miliar Oleh Elza Syarief

Pihak Kemenkominfo pun angkat suara terkait ucapan Rudiantara itu.

Terdapat 10 poin yang dibahas dalam penjelasan pernyataan Rudiantara itu.

Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kominfo, pihak Kemenkomimnfo menyesalkan beredarnya potongan-potongan video yang sengaja dilakukan untuk memutus konteks masalah dan tidak menggambarkan peristiwa secara utuh.

Berikut isi penjelasan terkait pernyataan Rudiantara selengkapnya:

"Terkait dengan pemberitaan terhadap Menkominfo yang berkaitan dengan lontaran pertanyaan terhadap salah satu ASN dalam acara internal Kominfo pada hari Kamis (31/01/2019) di Hall Basket Senayan, Jakarta, kiranya perlu dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dalam salah satu bagian acara sambutan, Menkominfo meminta masukan kepada semua karyawan tentang dua buah desain Sosialisasi Pemilu yang diusulkan untuk Gedung Kominfo dengan gaya pengambilan suara.

2. Semua berlangsung dengan interaktif dan antusias sampai ketika seorang ASN diminta maju ke depan dan menggunakan kesempatan itu untuk mengasosiasikan dan bahkan dapat disebut sebagai mengampanyekan nomor urut pasangan tertentu.

3. Padahal sebelumnya, Menkominfo sudah dengan gamblang menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu. Penegasan tersebut terhitung diucapkan sampai 4 kalimat, sebelum memanggil ASN tersebut ke panggung.

4. Dalam zooming video hasil rekaman, terlihat bahwa ekspresi Menkominfo terkejut dengan jawaban ASN yang mengaitkan dengan nomor urut capres itu dan sekali lagi menegaskan bahwa tidak boleh mengaitkan urusan ini dengan capres.

5. Momen selanjutnya adalah upaya Menkominfo untuk meluruskan permasalahan desain yang malah jadi ajang kampanye capres pilihan seorang ASN di depan publik. Terlihat bahwa ASN tersebut tidak berusaha menjawab substansi pertanyaan, bahkan setelah pertanyaannya dielaborasi lebih lanjut oleh Menkominfo.

6. Menkominfo merasa tak habis pikir mengapa ASN yang digaji rakyat/pemerintah menyalahgunakan kesempatan untuk menunjukkan sikap tidak netralnya di depan umum. Dalam konteks inilah terlontar pertanyaan “Yang Gaji Ibu Siapa?”. Menkominfo hanya ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara sehingga ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan publik.

7. Atas pernyataan “yang menggaji pemerintah dan bukan keyakinan Ibu”, “keyakinan” dalam hal ini bukanlah dimaksudkan untuk menunjuk pilihan ASN tersebut, melainkan merujuk kepada sikap ketidaknetralan yang disampaikan kepada publik yang mencederai rasa keadilan rakyat yang telah menggaji ASN.

8. Dalam penutupnya sekali lagi Menkominfo menegaskan bahwa posisi ASN yang digaji negara/pemerintah harus netral dan justru menjadi pemersatu bangsa dan memerangi hoaks.

9. Kami menyesalkan beredarnya potongan-potongan video yang sengaja dilakukan untuk memutus konteks masalah dan tidak menggambarkan peristiwa secara utuh.

10. Demikian penjelasan dari kami, agar dapat menjadi bahan untuk melengkapi pemberitaan rekan-rekan media."

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved