Pilpres 2019
Sebut Ada yang Ingin Gagalkan Pemilu, Mahfud MD Singgung Pembakaran Mobil di Jateng hingga Ahok
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menyebut ada pihak yang berusaha mengacaukan bahkan menggagalkan Pemilu 2019.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menyebut ada pihak yang berusaha mengacaukan bahkan menggagalkan Pemilu 2019.
Mahfud MD kemudian memberikan penjelasan terkait pernyataannya itu melalui teleconference dalam acara Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV live, Jumat (22/2/2019).
Mahfud MD bahkan menyinggung soal kasus pembakaran mobil di daerah Jawa Tengah.
Tak hanya itu ia juga menyebut nama Ahok yang ramai dibicarakan akan mengganti posisi Maruf Amin sebagai calon wakil presiden.
Awalnya Mahfud MD menerangkan pernyataanya itu di dasari hasil pengamatannya di masyarakat.
Mahfud MD menyebut ada empat level upaya yang dilakukan untul mengacaukan hingga menggagalkan pemilu.
• Tanggapi Rumor Ahok Bakal Gantikan Maruf Amin, Mahfud MD Singgung Permainan Politik Tingkat Tinggi
• Kampanye Negatif Maruf Diganti, Mahfud MD Bongkar Alasan Ahok Tak Mungkin Jadi Wakil Presiden Jokowi
"Yang paling tinggi itu level yang ingin menggagalkan. Apa yang ingin level menggagalkan itu? Satu, gerakan kriminal untuk membuat situasi kacau."
"Misalnya, ada bom pada saat debat capres gitu, kan ingin membuat masyarakat resah. Lalu yang lebih seru di Jawa Tengah, itu terjadi pembakaran mobil dan motor secara terencana dan terpola jumlahnya sampai puluhan," sambungnya.
• Doakan Kesembuhan Ani Yudhoyono, Mahfud MD: Ketika Beliau Sakit Terasalah Bahwa Beliau Ibunda Kita
• Seruan Moral Mahfud MD: Teladan Bukan Hanya Pemimpin Negara Tapi Juga Tokoh Agama
Terkait hal itu, Mahfud MD menyatakan sudah menyampaikannya ke pihak berwajib dan kini sedang diselidiki.
"Kalau orang mengatakan, 'Pak Mahfud kalau tahu harus lapor dong' gitu, ya enggak usah lapor lah itu sudah ditangani polisi kok gerakan seperti itu, kok saya harus lapor," ungkapnya.
Mahfud MD mengatakan di level kedua adalah upaya untuk mengurangi rasa percaya kepada KPU.
Ia menyinggung adanya pihak yang memproduksi dan menyebarkan berita hoaks untuk menurunkan kredibilitas KPU, seperti kabar yang menyebut Ahok akan menggantikan posisi Maruf Amin di Pilpres 2019.
• Imbau Masyarakat Lihat Jejak Rekam, Mahfud MD: Tak Cukup Percaya Pada Narasi Visi
• Kasus Rocky Gerung, Mahfud MD: Saya Tidak Menemukan Dalilnya
"Level yang kedua, ini tidak jelas-jelas menggagalkan KPU, tapi arahnya berpotensi ke sana yaitu penyebaran hoaks yang tidak benar. Sudah jelas salah tapi masih terus diproduksi dan diulang-ulang," tutur Mahfud MD.
"Misalnya, isu tentang pergantian Ma'ruf Amin oleh Ahok di tengah jalan. Itu sudah dijelaskan tidak mungkin secara hukum gitu. Tapi masih tetap beredar di tengah masyarakat. Kemudian, pencetakan surat suara tujuh kontainer, padahal surat suaranya saja belum dicetak waktu itu."
"Itu kan jelas-jelas membuat kredibiltas KPU itu tidak dipercaya. Nah, hoaks-hoaks yang seperti ini setiap hari bertebaran, itu hanya contoh saja," imbuhnya.

Di leven ketiga Mahfud MD kemudian menyinggung soal KPU yang dianggap didikte pemerintah.