Tak Ada Pemandu, Pengunjung Taman Budaya Benyamin Sueb Kerap Kebingungan
Selain sepi pengunjung, bangunan yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu belum memiliki tour guide atau pemandu
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Taman Budaya Benyamin Sueb yang berlokasi di Jalan Bekasi Timur Raya Nomor 73, Jatinegara, Jakarta Timur merupakan museum bagi benda-benda koleksi almarhum Benyamin kini sepi pengunjung.
Selain sepi pengunjung, bangunan yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu belum memiliki tour guide atau pemandu yang bertugas memberi penjelasan tentang barang-barang yang dipamerkan.
Masroni (34), satu petugas keamanan Taman Benyamin Sueb mengatakan ketiadaan pemandu kerap membuatnya bingung bila ditanya pengunjung tentang barang peninggalan seniman serba bisa itu.
"Ini belum ada pemandunya, jadi kadang bingung juga kalau ada pengunjung yang tanya soal sejarah barang-barang kadang saya bingung juga. Kan enggak mungkin kalau ada pengunjung nanya saya jawab asal," kata Masroni di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (1/4/2019).
Lantaran tak tahu banyak mengenai sosok almarhum seniman serba bisa itu, Masroni mengaku tak bisa banyak membantu pengunjung menjelaskan sejarah barang-barang yang dipamerkan.
Dia hanya tahu kalau barang yang dipamerkan di ruang utama merupakan pemberian pihak keluarga Benyamin kepada Taman Benyamin Sueb yang dikelola Pemprov DKI Jakarta.
• Beli Sepatu Bounce Max di Hush Puppies Diskon 30 Persen
• Anies Baswedan Soroti Belum Tersedianya Fasilitas Penghubung MRT dan Transjakarta di Kawasan Ini
• UNBK Dijadikan Upaya Perdamaian Dua SMA yang Kerap Terlibat Tawuran di Tangerang Selatan
"Kalau ada yang tanya saya jawab sebisanya saja, kalau saya enggak tahu ya saya bilang enggak tahu. Kebanyakan yang datang ke sini mahasiswa yang lagi tugas akhir begitu," ujarnya.
Meski sepi, kapasitas bangunan bekas markas Kodim 0505 Jakarta Timur itu mampu menampung banyak pengunjung, lahan parkir setidaknya mampu menampung 100 mobil dan 100 lebih sepeda motor.
Di ruang utama, sejumlah barang seperti sepatu, baju, piringan hitam, penghargaan, majalah, dan sejumlah foto Benyamin semasa sejak kecil hingga tua dipamerkan.
Namun tak seperti museum lain, tak ada penjelasan resmi terkait barang peninggalan almarhum Benyamin sehingga pengunjung tak tahu mendapat penjelasan pasti.
"Beberapa foto ada yang dikasih keterangan, tapi ada juga yang tidak. Saya cuman tahu sedikit saja, seperti foto almarhum Benyamin lagi sama pak Harmoko. Kalau buat barang lain saya kurang tahu," tuturnya.