Pemilu 2019

Cerita Ketua PPK Ciracas Hadapi Caleg Petahana DPRD yang Ngotot Lihat Rekapitulasi Suara

Ketika tiba di lokasi pun dia langsung meminta rolling door dibuka tanpa berkomunikasi dengan PPK selaku penyelenggara Pemilu 2019.

Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Proses rekapitulasi suara Pemilu 2019 di Gor PKP Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (21/4/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Meski menguras fisik dan pikiran hingga jatuh sakit dan bahkan meninggal, tak semua orang menghargai kerja keras jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sebagai penyelenggara Pemilu 2019.

Dalam beberapa kasus mereka harus mendapat protes, makian, danbintimidasi dari peserta Pemilu 2019 yang selalu ingin menang sehingga tanpa memperdulikan aturan yang berlaku.

Meski rangkaian Pemilu 2019 masih panjang, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ciracas, Suherti sudah memiliki pengalaman tak menyenangkan saat proses rekapitulasi suara tingkat kecamatan di GOR PKP Ciracas.

"Waktu hari pertama rekapitulasi tanggal 18 kemarin ada satu Caleg sama timnya datang ke GOR. Dia datang mau lihat proses rekapitulasi suara, enggak sampai masuk karena secara aturan Caleg harus 200 meter dari lokasi penghitungan" kata Suherti di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (21/4/2019).

PPK Ciracas Minta Puskesmas Siagakan Tim Medis Selama Rekapitulasi Suara

Meski tak sampai masuk, kedatangan satu Caleg petahana DPRD Provinsi DKI dari satu partai beken itu membuat anggota PPK dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang bertugas tak nyaman.

Pasalnya dia dan tim pemenangannya meminta rolling door GOR PKP dibuka sepenuhnya agar dapat melihat jelas perolehan suaranya secara langsung.

"Pintunya kan memang sengaja enggak dibuka lebar biar aparat yang jaga mudah untuk kontrol siapa saja yang masuk. Nah dia minta pintunya dibuka lebar supaya bisa lihat ke dalam. Padahal mandat saksi dari partai dia ada di dalam," ujarnya.

Anggota PPK dan PPS merasa terganggu karena Caleg DPRD tersebut lantang meminta pintu dibuka, sedangkan proses rekapitulasi butuh fokus dan ketenangan agar tak salah.

Ketika tiba di lokasi pun dia langsung meminta rolling door dibuka tanpa berkomunikasi dengan PPK selaku penyelenggara Pemilu 2019.

"Kalau sebelum datang dia bilang mau ketemu ya enggak apa, kalau dia merasa ada yang salah silakan sampaikan. Ini enggak, ketika datang langsung minta pintu dibuka lebar. Harusnya kan dia percaya sama mandat saksi partainya," tuturnya.

Guna kelancaran rekapitulasi, Suherti terpaksa meladeni Caleg DPRD Provinsi DKI yang kedatangannya tak diundang dan membicarakan masalah hingga akhirnya beres.

Setelah berbicara, Suherti mengetahui bahwa Caleg DPRD mempertanyakan alasan satu dari delapan mandat saksinya tak diperkenankan mengikuti proses rekapitulasi suara.

"Satu mandat saksi dari partai dia enggak sesuai. Yang harusnya datang namanya siapa, tapi pas dicek nama di e-KTP-nya beda. Kalau enggak sesuai identitas gimana bisa ikut proses. Dia bisa saja mantau, tapi enggak punya hak suara untuk protes terhadap hasil," lanjut Suherti.

PPK Ciracas Minta Puskesmas Siagakan Tim Medis Selama Rekapitulasi Suara

Nahas upaya Suherti menjelaskan tata cara rekapitulasi tak berjalan mulus karena Caleg dan tim pemenangannya hanya pergi untuk sesaat lalu kembali datang ke GOR PKP pada malam hari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved