Keluarga Anggota KPPS Harap Penyelenggaraan Pemilu Dievaluasi Agar Tak Makan Korban

Umar Madi meninggal pada Jumat (26/4/2019) setelah dua hari sempat dirawat di RS Pelni, Jakarta Barat.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Istimewa
Pemilu 2019 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Keluarga Umar Madi (65) menyayangkan penyelenggaraan Pemilu 2019 ini lantaran telah banyak memakan korban.

Hal tersebut dikatakan Anak Umar, Evi Erwiyati (42) seusai menerima uang duka cita Rp 36 juta dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Ia pun meminta pelaksanaan pemilu ini dievaluasi agar tak terulang jatuhnya korban di kemudian hari.

Umar Madi adalah anggota KPPS kelima di Jakarta Barat yang meninggal akibat kelelahan usai proses penghitungan suara.

Anak Umar, Evi Erwiyati (42) mengatakan uang tersebut akan diserahkan kepada sang ibu untuk keperluan sehari-hari.

"Uang ini akan diserahkan kepada ibu. Tapi biar bagaimanapun bapak saya enggak bisa kembali lagi. Ini harus jadi evaluasi," kata Evi di rumah orangtuanya di Jalan Pahlawan, RT 1 RW 5, Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (3/5/2019).

Evi menyebut pelaksanaan pemilu tahun ini yang menggabungkan antara pileg dan pilpres sangat tak efektif.

Kelelahan dirasakan oleh para petugas KPPS hingga akhirnya berujung banyak jatuhnya korban jiwa.

Umar Madi meninggal pada Jumat (26/4/2019) setelah dua hari sempat dirawat di RS Pelni, Jakarta Barat.

"Ayah saya meninggal di RS Pelni, kata dokter ada stroke karena kelelahan. Padahal sebelum pemilu ini dia sehat-sehat aja," kata Evi ditemui di rumahnya di Jalan Pahlawan, RT 1 RW 5, Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (3/5/2019).

Meski baru dirawat pada 24 April atau seminggu setelah pemilu, Evi mengatakan ayahnya memang sudah mengeluhkan kondisinya sejak selesai proses penghitungan suara.

Adapun proses penghitungan suara di TPS 068 Sukabumi Selatan baru selesai pada Kamis (18/4/2019) Pukul 09.00 WIB.

"Jadi memang lebih dari 24 jam itu penghitungannya. Setelah bertugas bapak memang mengeluh lelah sampai akhirnya drop dan pingsan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pelni," kata Evi.

Evi menuturkan bahwa sang ayah sebenarnya sudah sering menjadi anggota KPPS.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved