Lebaran 2019

Pengalaman Lebaran Masa Kecil Wakil Wali Kota Tangsel: Main Petasan Meledak di Kuping 

Benyamin Davnie kecil paling suka main petasan dan mukul bedug saat malam takbiran di masjid.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Erik Sinaga
tribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, selepas salat Idul Fitri di pelataran Balai Kota Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Rabu (5/6/2019).  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir 

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie, rindu hari raya saat masih anak-anak dulu.

Benyamin Davnie kecil paling suka main petasan dan mukul bedug saat malam takbiran di masjid. 

"Dulu enggak lepas tuh mukul bedug, spikernya sampai ke rumah saya, rumah bapak saya, kakek saya, sebelahnya masjid, itu sampe sekuatnya, sampe subuh, sampe subuh. Itu yang saya rindu," ujar Benyamin Davnie selepas salat Idul Fitri di Balai Kota Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Rabu (5/6/2019). 

Mengenang masa kecilnya di Tangerang, Benyamin paling ingat dengan bedug masjid yang dulu paling senang ia tabuh. 

Benyamin sadar, seiring menua usia, ia tidak bisa lagi riang gembira menabuh bedug mengiringi takbir sampai subuh.

"Sekarang saya enggak bisa lakukan itu," ujarnya.

Selain menabuh bedug, Benyamin juga rindu main petasan seperti masa kecilnya dulu saat malam takbiran.

Ia bahkan masih ingat cara main petasannya, dengan ditutupi kaleng dan mengukur seberapa tinggi mentalnya. 

"Dulu masang petasannya begini, petasan cabe rawit tuh ditutup kaleng. Yang mentalnya paling tinggi, dia yang paling bagus," ujarnya. 

Orang nomor dua di Tangsel itu juga menceritakan kejadian bermain petasan yang tidak pernah dilupa.

Saat ia membakar petasan cabe rawit, ia lupa malah melempar puntung koreknya dan petasannya justru masih ada di tangan.

Saat tangannya menutup kuping, petasannya malah meledak di kuping. 

"Pernah sekali saya lupa, kan petasan cabe rawit pakai korek. Yang saya buang pentol koreknya, petasannya meledak di kuping. Itu kelas tiga SD, pengang sekali, pengalaman yang enggak bisa saya lupa," ujarnya sambil tertawa. 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved