Cuaca Terik di Sekitar MK Jadi Berkah Bagi Pedagang Kacamata Hitam
Teriknya cuaca di sekitar Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi berkah bagi Fariz (30), pedagang kacamata hitam
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Teriknya cuaca di sekitar Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi berkah bagi Fariz (30), pedagang kacamata hitam.
Sembari menggenggam sejumlah kaca mata di tangan kirinya, ia menawarkan kepada siapa saja yang berada di sekitar Gedung MK di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Tak jarang mulai dari Anggota TNI, Polri, massa aksi hingga awak media melirik dagangannya.
Selama sidang gugatan Pilpres berlangsung di MK, Fariz mengaku mampu menjual lebih dari 80 kacamata hitam setiap harinya.
Fariz menjual kacamata hitam seharga Rp 25 ribu - Rp 50 ribu yang dibeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
"Ya alhamdulilah lumayan lah, sehari bawa seratus kacamata nanti paling tinggal sisa 20-an aja," kata Fariz di Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (27/6/2019).
• Ratusan Surat Keterangan Domisili Sementara Telah Didistribusikan di RW 02 Pegangsaan 2 Jakut
• Bocah Tenggelam di Kali Ciliwung, Tim SAR Berhasil Evakuasi Korban Kedua dalam Kondisi Tak Bernyawa
• Sonny Septian Ajak Galih Ginanjar Berbincang Empat Mata: Laki-laki Dinilai Otak Dibanding Mulut
Warga Pulo Gadung, Jakarta Timur ini jeli membaca momen tertentu saat berjualan, terutama, setiap ada keramaian seperti saat ini.
Seperti saat terjadi kerusuhan di sekitar Gedung Bawaslu pada 21-22 Mei lalu.
Sedangkan pada saat tidak ada kegiatan unjuk rasa, ia memilih berjualan kacamata di sejumlah tempat wisata di Jakarta.
"Pas rusuh di Bawaslu saya juga dagang di sana, tapi cuma sampai sore aja karena kan enggak mungkin ada yang pakai kacamata hitam malam-malam," tuturnya.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, beberapa anggota Brimob yang berjaga di sekitar Gedung MK tampak membeli kacamata hitam yang dijualnya.
Tak hanya untuk menutupi dari silaunya terik matahari, ada juga pembeli menggunakannya sebagai alibi untuk menutupi matanya saat tengah tertidur.