APBD Jakarta 2026 Terancam Hilang Rp 15 Persen, Gubernur Pramono Pikirkan Skema Alternatif
Anggaran Penadapatan dan Belanja Daerah (ABPD) Jakarta tahun 2026 yang proses rancangannya menuju final justru terancam hilang Rp 15 triliun.
TRIBUNJAKARTA.COM - Anggaran Penadapatan dan Belanja Daerah (ABPD) Jakarta tahun 2026 yang proses rancangannya menuju final justru terancam hilang Rp 15 triliun.
Hal itu lantaran adanya pemangkasan Dana Bagi Hasil (DBH) oleh pemerintah pusat.
Biasanya, setiap tahun, Jakarta mendapat DBH sebesar Rp 26 triliun, kini hanya disisakan Rp 11 triliun.
Kabar soal pemangkasan dana transfer daerah itu diketahui pimpinan DPRD Jakarta usai rapat dengan pihak Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.
Menyikapi turbulensi penyusunan APBD yang direncanakan semula sebesar Rp 95,3 triliun, dan kini berpotensi anjlok menjadi Rp 80,3 triliun itu, Gubernur Jakarta, Pramono Anung memilih memikirkan skema alternatif.
Menurutnya, jika angka Rp 15 triliun yang sudah dihitung akan masuk dalam APBD 2026 dipangkas, pihaknya harus kreatif mencari pembiayaan lain.
“Bagi Jakarta tentunya dalam kondisi apapun kami tetap harus mempersiapkan diri yang terbaik untuk membangun dan memperbaiki Jakarta ini," ucapnya di Balai Kota Jakarta, Rabu (1/10/2025).
“Kalau memang ada pemotongan DBH tentunya harus ada inovasi untuk pembiayaan. Harus ada creative financing yang dilakukan,” imbuhnya.
Pramono juga memastikan langkah cepat akan diambil untuk menyesuaikan prioritas pembangunan.
“Jadi saya masih menunggu beberapa jumlahnya nanti secara formal Jakarta akan dipotong. Kalau memang ada pemotongan dengan jumlah itu, kami di Balai Kota segera duduk mempersiapkan mana-mana yang akan menjadi prioritas pembangunan Jakarta,” tuturnya.
Tunda Bahas APBD
Sementara itu, DPRD Jakarta menunda pembahasan RAPBD 2026 karena pemangkasan DBH sebesar Rp 15 triliun.
Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin mengatakan, pemangkasan DBH yang dilakukan pemerintah pusat membuat postur anggaran dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) sudah tak lagi relevan.
"Tentu ini akan merubah postur angka yang sangat signifikan perubahannya sementara kita sudah mou KUA-PPAS sudah RKA (rencana kerja anggaran)," kata Khoirudin, Senin (29/9/2025).
DPRD dan Pemprov DKI Jakarta sejak bulan lalu sudah sepakat merancang APBD 2026 sebesar Rp95,3 Triliun.
Khoirudin menjelaskan, pihaknya baru sebatas mendapat informasi terkait pemangkasan DBH meski belum ada keputusan resmi presiden.
| 5 Fakta Terbaru Ledakan SMAN 72 Jakarta: Terduga Pelaku Bawa 7 Peledak, Korban Mesti Operasi Darurat |
|
|---|
| Inovasi Membangun Negeri 2025: Gubernur Pramono Dinobatkan sebagai Innovation Public Official Leader |
|
|---|
| Pelantikan Pengurus Prakarsa Warga Jakbar, Kenneth DPRD DKI: Wadah Sinergi Kawal Program Gubernur |
|
|---|
| Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta, Ketua DPRD DKI Minta Investigasi Transparan Tanpa Ditutup-tutupi |
|
|---|
| Prihatin Tragedi Ledakan SMAN 72, Ketua DPRD DKI Minta Pemprov Tak Lepas Tangan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Kata-Pramono-soal-ASN-DKI-obesitas.jpg)