Pertama di Indonesia, Ukrida Buka Program Studi Optometri Jenjang Sarjana
Rektor Ukrida, Erning Wihardjo mengatakan dibukanya program studi ini lantaran di Indonesia masih sangat kekurangan optometric dalam jumlah besar.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN - Menjawab kemajuan dunia pendidikan, mulai tahun ajaran baru Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) membuka program studi Optometri.
Dibukanya program studi Optometri untuk jenjang sarjana terapan (S1) merupakan yang pertama sekaligus satu-satunya di Indonesia.
Rektor Ukrida, Erning Wihardjo mengatakan dibukanya program studi ini lantaran di Indonesia masih sangat kekurangan optometric dalam jumlah besar.
"Idealnya satu optometric itu untuk 10 ribu penduduk. Melihat penduduk Indonesia saat ini 250 juta maka dibutuhkan sekitar 25 ribu optometric di Indonesia karena itu kita harus meningkatkan kemampuan tenaga optometric yang saat ini baru tersedia sampai level D3," ujar Erning saat meresmikan program studi Optometri di Kampus II Ukrida, Jalan Arjuna Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (1/7/2019).
Erning tak menampik saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu Optometri.
Karenanya, pihak kampus akan bekerjasama dengan sejumlah pihak, diantaranya BPK Penabur dalam menyosialisasikan program studi baru ini.
Dijelaskannya, Optometri merupakan profesi perawatan kesehatan mata dan fungsi pengelihatan yang melibatkan pemeriksaan mata dan system visual yang berlaku untuk cacat atau kelainan serta diagnosis medis dan manajemen penyakit mata lainnya, yang otonom, terduduk dan berlisensi atau terdaftar.
Optometri juga melakukan perawatan kesehatan mata dan fungsi pengelihatan secara primer dan bersifat komprehensif.
"Yaitu dari pemeriksaan retraksi dan penyiapan alat-alat bantu penglihatan, seperti kacamata dan lensa kontak. Juga mendeteksi kelainan-kelainan pada gangguan mata serta melakukan rehabilitasi gangguan mata," ujarnya.
Untuk operasional perkuliahan, mahasiswa program studi Optometri nantinya akan berlokasi di Kampus II Ukrida.
Sejumlah fasilitas seperti laboratorium termasuk rumah sakit milik Ukrida juga sudah disiapkan bagi mahasiswa.
Sedangkan untuk tenaga dosen, Erning menyebut pihaknya bekerjasama dengan sejumlah universitas ternama di Asia.
"Untuk jangka pendek mereka akan mengirimkan profesor dan doktor untuk memberikan kuliah di Ukrida sehingga kualifikasi dosen akan terpenuhi," kata Erning.
• 62 Anggota Polres Jakarta Utara Naik Pangkat
• 6 Dokter Jiwa RS Polri Periksa Kejiwaan Perempuan yang Bawa Anjing ke Masjid
• Ketua Komite SDN Pondok Pucung 2 Terkait Pembelian Buku: Itu Urusan Sekolah, Kami Hanya Mengetahui
"Sedangkan dalam jangka panjang, kita akan mengirimkan dosen untuk pendidikan optometri untuk mengambil pendidikan sarjana mauoun pasca sarjana di Malaysia," tambahnya.
Program studi Optometri tergabung dalam Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
Adapun rincian biaya yakni Rp 40 juta untuk kelas reguler, Rp 35 juta untuk kelas alih jenjang dan Rp 15 juta untuk biaya semester.