Tak Ada Informasi Penggunaan Kain Ihram Menjadi Kendala Utama Calon Haji di Embarkasi Jakarta
Tak adanya informasi dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) membuat penerapan pemakain kain ihram menjadi belum maksimal
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Tidak terinformasikannya penggunaan kain ihram ke jemaah calon haji, menjadi kendala utama pada gelombang kedua di Asrama Haji Pondok Gede, Makasar, Jakarta Timur.
Pada gelombang kedua, jemaah calon haji embarkasi Jakarta Pondok Gede diwajibkan sudah menggunakan kain ihram dari penginapan.
Hal ini disebabkan jemaah calon haji akan menuju langsung ke Bandara King Abdul Aziz, Jeddah dan langsung menuju Makah untuk menjalani umrah wajib.
Tak adanya informasi dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) membuat penerapan pemakain kain ihram menjadi belum maksimal.
Wakabid Penerimaan dan Pemberangkatan Haji Embarkasi Jakarta Pondok Gede Deni Rusli mengatakan para calon jemaah kerap kali menanyakan kenapa harus digunakan saat bertolak ke Bandara Soekarno Hatta.
"Keharusan mengenakan ihram di Asrama Haji Pondok Gede itu tidak tahu. Sehingga ketika dianjurkan itu mereka yang bilang saya kan enggak ada bimbingan dari KBIH yang mengharuskan itu. Kemudian kita jelaskan dan sosialisasikan kembali," ungkapnya di Asrama Haji Pondok Gede, Senin (22/7/2019).
• Pihak Kivlan Zen Minta ke Ryamizard Jadi Jaminan Penangguhan Penahanan
• Mantan RW di Ciputat Timur Sebut Sering Titip Anak Masuk SMP Negeri 13 Tangsel
Banyaknya jemaah calon haji yang baru berangkat juga menjadi kendala lainnya.
Penyampaian informasi terkait kain ihram ini akhirnya diinformasikan secara berkala ketika kloter-kloter pada gelombang dua mulai memasuki Asrama Haji Pondok Gede.
"Diluar kain ihram semuanya aman. Memang kan ini juga karena belum terinformasikan aja. Makanya jadi kendala kita bersama di sini," lanjutnya.
Untuk kedepannya Deni berharap adanya koordinasi dari KBIH ke petugas kloter, terutama ke ketua kloter. Sebab sudah berangkat haji tiap kendalinya ada di ketua kloter.