Gara-gara Cemburu Istri Main Serong Kakek Tetangga Dibunuh, Pelaku Terkapar di Pantai
Daeng Kulle (68) mengunci diri bersama istrinya, Bunga Daeng Bau (60), di dalam rumah panggungnya. Sementara Daeng Ngence sudah tewas.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, JENEPONTO - Daeng Kulle (68) mengunci diri bersama istrinya, Bunga Daeng Bau (60) di dalam rumah panggungnya yang terbuat dari kayu.
Jarum jam menunjukkan pukul 06.30 Wita, hamparan langit berwarna biru cerah, tak terlihat sisa awan.
Tapi hati banyak orang berkecamuk, menunggu Daeng Kulle turun dari rumahnya di Kampung Batu Le’leng Barat, Desa Mallasoro, Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Rabu (24/7/2019) pagi itu.
Di antara mereka ada yang memegang batu, balok kayu, parang, sampai bambu panjang.
Ulah Daeng Kulle yang memancing mereka berkumpul, terutama keluarga, anak dan cucu Daeng Ngence yang sudah menahan amarah dari tadi.
• Meninggalnya Anak Guru Ngaji Cianjur Lulusan IPB, Diduga Sempat Lawan Pembunuhnya
• Kami Melihat dari Jendela Anaknya ini Tergeletak, Sudah Tak Bisa Diselamatkan
• Cerita Pilu TKI Anisa Asal Aceh, Disiksa Majikan Penegak Hukum Malaysia: Disiram Air Panas
• Oknum Polisi Cengkeram dan Seret Bocah 9 Tahun dari Kelas TPA, Tak Terima Anaknya Dipukul
• Ingin Buka Warung Joni Terganggu Bau Busuk, Asalnya Mayat Pria Berselimut Winnie The Pooh di Jurang
• Kalap Diajak Nikah Pria Ngaku Pelaut Habisi Ibu Rumah Tangga Asal Bandung, Potongan Tubuhnya Dibakar
“Daeng Kulle... Daeng Kulle.....” teriak cucu Daeng Ngence sambil menunjuk ke depan rumah.
Sebelum kumandang azan Subuh, Daeng Kulle melihat Daeng Ngence sedang memperbaiki jaring rumput laut di teras rumahnya.

Dari teras lantai dua rumah panggungnya, Daeng Kulle begitu saksama memperhatikan tetangganya itu.
Menyusuri turun tangga rumah, sambil membawa parang, Daeng Kulle berjalan ke arah Daeng Ngence yang sedari tadi memperbaiki jaring.
Tanpa basa-basa Daeng Kulle bertanya hubungan Daeng Ngence dengan istrinya, Bunga Daeng Bau, selama ini.
Tak sampai membuka mulut, Daeng Ngence diterjang ayunan parang Daeng Kulle.
Jari tangan kiri putus setelah Daeng Ngence mencoba menangkis serangan parang tetangganya itu.
Serangan berikutnya, Daeng Kulle mengarahkan parang ke wajah sampai Daeng Ngence terjengkang ke jaring rumput laut.
Amarah semakin menjadi, Daeng Kulle membabibuta menyerang dada Daeng Ngence sampai menyisakan luka dan nyawanya melayang.
Daeng Kulle balik ke rumah panggung dan mengunci diri di kamar, sementara keluarga, anak, dan cucu menangisi Daeng Ngence yang sudah tak bernapas.