Idul Adha 2019
Tak Keluar Biaya Tenda Jadi Alasan Penjual Hewan Kurban Buka Lapak di Kolong Tol Wiyoto Wiyono
Jelang Idul Adha 1440 H sejumlah penjual hewan kurban sudah menjamur dan membuka lapaknya di berbagai area strategis di sejumlah lokasi.
Penulis: Afriyani Garnis | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Jelang Idul Adha 1440 H sejumlah penjual hewan kurban sudah menjamur dan membuka lapaknya di berbagai area strategis di sejumlah lokasi.
Lapangan luas, area tanah kosong, hingga kolong tol menjadi alternatif mereka.
Pedagang memang dilarang membuka lapak di area umum seperti trotoar.
Sebab dapat mengganggu pejalan kaki dan menghambat lalu lintas kendaraan di sekitarnya.

Hingga pada akhirnya mereka memilih beberapa alternatif diatas sebagai penggantinya.
Pantauan TribunJakarta.com di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, kebanyakan penjual hewan kurban menempati area kolong Tol Wiyoto Wiyono.
Disebutkan mereka, dengan menggunakan area tersebut biaya pembangunan lapak hingga kandang untuk hewan menjadi lebih minim.
Satu diantaranya Juwono (26) pria asal Demak, Jawa Tengah ini sudah berjualan sejak 13 Juli 2029 lalu.
Ia mengatakan, jika berjualan di tanah lapang setidaknya harus mengeluarkan biaya Rp 2 juta untuk membangun tenda.
Sementara di area kolong tol, tidak membutuhkan tenda lagi, hingga dirinya hanya mempersiapakan bambu-bambu saja untuk membuat kandang hewan kurban yang dijualnya.
Membuka lapak di area itu pun Juwono juga telah melalui proses perizinan terlebih dahulu kepada pihak terkait dan tokoh masyarakat setempat hingga diizinkan untuk menggunakannya.
"Saya tujuh tahun jualan hewan kurban memang sempat buka lapak di tanah lapang gitu, dulu buat bikin tenda itu bisa habis Rp 2 juta. Kalau disini kan jauh lebih minim, terus enggak khawatir hewannya kepanasan, disini kan adem, kalau kepanasan dianya kasian," ucap Juwono saat ditemui di lapaknya di Jalan Jati VI, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (31/7/2019).
• Khawatirnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Soal Sampah Jakarta dan Respon Rumor Ikut Pilkada DKI
• Singgung Rasa Nyaman, Bos Persija Jakarta Harap Panpel di Makassar Belajar dari Jakarta
• Anies Baswedan Sebut Pengelolaan Sampah di Jakarta Selama Ini Salah Kaprah
Selain Juwono, Asep (42) juga menuturkan sejak awal berjualan hewan kurban dirinya memang memilih kolong tol untuk area dagangnya.
Selain kondisinya yang teduh dan dingin, tentu penjual juga tidak terlalu memikirkan kondisi hewan yang kepanasan.
"Saya sudah dari tahun 1992 jualan disini, memang tidak pernah pindah. Dulu sempat ada di tempat lain, tapi lebih nyaman disini, kayak hewan kambing kan dia rentan, jadi harus bisa milih tempat juga," kata dia.