Juara Lomba Lari Tidak Ada yang Dapat Medali

Para juara hanya dapat uang tunai tanpa medali. Hadiah tertinggi mendapat Rp 10 juta rupiah untuk kelas 10 kilometer.

Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
KOMPAS.COM/FITRI RACHMAWATI
Senin, 29 Januari 2018 09:49 Gara-gara Medali, Lombok Marathon Banjir Protes dari Peserta. Pelari Kenya dan Malaysia Juara KOMPAS.com/Fitri Rachmawati Peserta Lombok Marathon memprotes panitia dalam acara yang digelar, Minggu (28/1/2018). Mereka protes karena panitia tidak memberikan medali dan kaus finisher kepada peserta yang jumlahnya mencapai 5.000 orang. Event ini adalah event kedua sejak Lombok Marathon digelar pertama kali pada 2016 

Padahal, pelari dari sejumlah negara ikut dalam event ini karena mereka anggap bergengsi. Pelari-pelari itu berasal dari negara Amerika Serikat, Australia, Belanda, Kanada, Denmark, China, Perancis, Jerman, Jepang, Malaysia, Kenya, Puerto Riko, Singapura, dan Ukraina.

Di tengah tengah pembagian hadiah, salah seorang peserta asal Surabaya yang menolak memberi nama jelasnya, Ald, mengaku sangat kecewa dan terpukul atas ajang Lombok Marathon tesebut.

Dia berulang kali memaki-maki panitia dan Wakil Gubernur yang tengah membagikan hadiah bagi para pemenang.

"Pak... Bapak pejabat, aduh, kenapa Anda membiarkan ini terjadi, mana medalinya, mana janjinya, Bapak pejabat," ujarnya.

Ald kemudian ditenangkan oleh aparat kepolisian. Kapolres Mataram langsung turun tangan menenangkan peserta karena medali dilaporkan habis, tak kebagian.

Wakil Gubernur Muhammad Amin tak mau membiarkan kekacauan itu berlanjut.

"Sini, Pak, saya ingin kita bicara dengan kepala dingin. Saya juga kecewa, saya sudah minta ketua panitia bertangung jawab atas ini semua, akan kami selesaikan ya, Pak," kata Amin.

Polisi bertindak, panitia dan EO dipanggil Polda NTB

Kapolda NTB, Brigjen Polisi Firli, memerintahkan personel kepolisian menjaga peserta agar tetap tenang dengan pendekatan persuasif.

Firli juga memerintahkan penyidik Ditreskrimum Polda NTB bergerak cepat karena kekacauan tersebut menimbulkan dampak buruk bagi NTB dan semua peserta Lombok Marathon yang mencapai 5.000 orang.

"Akan kami tangani, tetapi nantilah apa kelanjutannya. Kami tangani ini, kami yang bukan panitia jadi terbawa-bawa karena masalah ini," ucapnya.

Salah seorang tim Lombok Marathon mengatakan bahwa Polda telah memanggil panitia dan EO dunia lari karena masalah itu.

"Saya tidak terlibat terlalu jauh, hanya mengurus acara, membantu kerja kawan-kawan, selebihnya saya tidak banyak tahu," katanya.

Kompas.com sempat bertemu dengan Ketua Panitia Bidang Lomba, Wibowo, yang kemudian mengelak dan menunjuk Frank, dari Dunia Lari. Frank memang ditunjuk menyiapkan medali untuk peserta Lombok Marathon.

Belum ada yang bisa dimintai penjelasan secara rinci soal medali yang terlambat dibagi. Hanya, mereka mengatakan medali dipesan di Singapura dan terlambat sampai ke Lombok.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved