Sedih, Pedagang Kerupuk Tuna Netra Ini Berjualan Sampai Larut Malam
Agus yang terlihat menggigil, mengenakan pakaian basah tanpa alas kaki.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama

Agus tidak bisa melihat sejak berusia tiga.
Namun kekurangan Agus tidak mematahkan semangatnya untuk melanjutkan hidup.
Pria kelahiran Pemalang 1957 itu memutuskan untuk merantau ke Jakarta pada usia 23 tahun.
Baca: Usai Makan di Pesta Ulang Tahun, 17 Orang Diduga Keracunan
Pada 1998 Agus menikah. Sampai sekarang Agus dikaruniai delapan buah hati.
Karena faktor ekonomi, Agus terpaksa menitipkan enam anaknya di rumah orangtuanya di Pemalang.
Agus mengaku pernah minta bantuan kepada tetangganya, namun ditolak.
Baca: Masjid Sunda Kelapa Bagi-bagi Makanan Buka Puasa Setiap Senin dan Kamis
Sejak saat itu Agus ingin berusaha hidup mandiri.
"Dari kejadian itu saya malu, minta bantuan ke warga saja ditolak apalagi ke pemerintah," ungkap Agus.
Saat ini Agus tinggal bersama istri dan dua orang anaknya.
Hasil penjualan kerupuk Agus gunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar kontrakan Rp 700 ribu setiap bulan. (*)