Siswa SMA Sampang Aniaya Guru

 Guru Seperti Ini yang Dianiaya Muridnya Hingga Tewas

Ahmad Budi Cahyono sebagai guru honorer hanya digaji Rp 400 ribu, ia meninggalkan istri yang tengah hamil empat bulan

Penulis: Nurmulia Rekso Purnomo | Editor: Nurmulia Rekso Purnomo
Surya.co.id
Ahmad Budi Cahyono, guru honorer yang dianiaya muridnya. 

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH --- Guru honorer SMAN 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur, Ahmad Budi Cahyono, menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya pada Kamis malam (1/1) sekitar pukul 21.00 WIB.

Siang harinya, sekitar pukul 13.00 WIB, sang guru sempat dipukul oleh siswanya sendiri, berinisial HI. Pemukulan tersebut dipicu dari peringatan yang disampaikan korban yang dibalas dengan pukulan oleh HI. 

Guru seperti apa Ahmad Budi Cahyono ? berikut sejumlah hal yang perlu anda ketahui tentang almarhum:

1. Ahmad Budi Cahyono, adalah guru honorer yang mengajar kelas kesenian. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Saiful Rahman, mengatakan gaji almarhum yang berstatus Guru Tidak Tetap (GTT) hanya Rp 400 ribu perbulan.

"Karena hanya GTT yang mengajar ekstrakulikuler, gaji pokok yang diterima hanya empat ratus ribu (rupiah) per bulan. Mungkin dia juga mengajar di sekolah lain," katanya.

2. Ahmad Budi Cahyono adalah aktivis seni. Sejak berkuliah di Universitas Malang, almarhum yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), kerap terlibat dalam berbagai aktivitas seni HMI di kota Malang.

"Saya mengenal Mas Budi sebagai seorang pendiam. Tapi beliau aktif di kelompok-kelompok teater dan grup musik di bawah naungan HMI Cabang Malang," ujar Khotim, yang merupakan teman kuliah almarhum.

3. Mendiang yang baru berumur 27 tahun itu, meninggalkan seorang istri, Sianit Sinta, yang tengah hamil empat bulan. Bayi dalam kandungan perempuan tersebut, adalah anak pertama mereka.

4. Ahmad Budi Cahyono meminta izin kepada kepala sekolah, Amat, untuk pulang lebih cepat. Ia mengaku mengalami sakit di bagian belakang kepala. Peristiwa itu terjadi setelah penganiayaan terjadi.

Sampai di rumah, Ahmad Budi Cahyono sempat menunaikan ibadah shalat Dzuhur. Sianit Sinta mengingat suaminya itu usai shalat hanya besila dengan punggung berandar di tembok. Ia lalu mengajak suaminya itu untuk makan siang. Saat hendak berdiri, guru honorer itu limbung.

"Saya panggil Mas Budi untuk makan siang, tapi saat bangun, tubuhnya goyang, dia muntah, dari mulutnya keluar cairan bening," ujarnya.

Suaminya itu lalu menceritakan, bahwa di sekolah ia sempat dianiaya siswanya. Setelahnya Ahmad Budi cahyono tak sadarkan diri. Guru honorer itu lalu dibawa ke puskesmas, namun karena kondisinya terlalu parah ia dipindahkan ke RSUD Dr.Soetomo, Surabaya.

Baca: Guru Honorer yang Dianiaya Oleh Siswanya, Tak Sadarkan Diri Setelah Shalat

5. Di rumah sakit, kondisi Ahmad Budi Cahyono sudah sangat kritis. Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera menyebut sekitar pukul 21.00 WIB, korban mmenghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.

"Diketahui korban mengalami mati batang otak dan semua organ dalam sudah tak berfungsi," katanya. (Kompas.com / Tribunnews / Surya)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved