Sederet Fakta Soal "Tuyul" yang Dipakai Taksi Online, Komunitas dan Penghasilan Fantastis

AA (24) seorang pria yang menawarkan jasa pemasangan aplikasi "tuyul" untuk taksi dan ojek online diciduk Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Kompas.com/Sherly Puspita
FA, salah satu pengguna tuyul ojek online yang diamankan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/2/2018).(Kompas.com/Sherly Puspita) 

Misalkan saja pada jam-jam sibuk dan saat turun hujan.

2. Tak perlu sediakan kendaraan

Di aplikasi Grab, FA tercatat sebagai mitra GrabCar.

Namun, pria itu tidak membutuhkan mobil untuk melakukan aksinya. Dia juga memang tidak punya mobil.

Menurut FA, tanpa memiliki kendaraan sekalipun, pengguna aplikasi tuyul dapat menjalankan aksinya.

Ia tinggal membuat order dari akun yang berbeda dan menerima order tersebut melalui akunnya yang lain.

Otomatis, gambar kendaraan dalam aplikasi taksi atau ojek online dapat bergerak menuju lokasi tujuan meskipun FA tak melakukan perpindahan lokasi.

3. Ada komunitasnya

FA mengaku para pengguna aplikasi tuyul memiliki komunitas.

Ia bahkan mengaku menyewa rumah kontrakan di Jalan Aries Utama, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

"Kami sewa kontrakan 6 bulan, biayanya Rp 20 juta. Kami bayarnya iuran saja, seikhlasnya. Kami ada 10 orang di sana," ujar FA.

Menurut FA, tak ada yang mengoordinasi hingga terbentuk perkumpulan ini.

Menurut dia, perkumpulan para mitra ojek online ini terbentuk begitu saja atas dasar kesamaan nasib.

4. Gunakan 170 ponsel

Dalam komunitasnya, lanjut FA, ada 170 ponsel yang dibeli dengan cara iuran sukarela.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved