Korupsi KTP Elektronik

Loyalis Anas Imbau SBY Sebaiknya Ungkap Pertemuan Orang-orang Sebelum Mirwan Amir Bersaksi

Setelah namanya disebut Mirwan Amir di sidang kasus korupsi elektronik dengan terdakwa Setya Novanto, Susilo Bambang Yudhono balik menggertak.

Editor: Y Gustaman
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ani Yudhoyono saat mendatangi kantor Bareskrim Mabes Polri, Jl Merdeka Medan Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018). Kedatangan SBY beserta tim untuk melaporkan Firman Wijaya atas ucapannya yang berkembang terkait pengusutan kasus dugaan korupsi proyek e-KTP, SBY merasa difitnah atas tuduhan melakukan intervensi dalam proyek e-KTP sewaktu menjabat Presiden. Tribunnews/Jeprima 

"Hingga selesai jadi presiden, 20 Oktober 2014, tidak pernah ada yang melaporkan kepada saya ada masalah serius terhadap pengadaan E-KTP, dan kemudian program itu harus dihentikan. Tidak ada dari siapa pun, dari pengarah, Mendagri, BPK, BPKP, tim teknis, siapa pun, termasuk yang mengaku menyampaikan kepada saya, Mirwan Amir," ucap dia.

Sementara itu, Mirwan Amir memastikan kesaksiannya di persidangan tidak bermaksud memojokkan atau menuduh pihak-pihak tertentu termasuk SBY, mantan bosnya.

"Keterangan saya di persidangan adalah kejadian yang sesungguhnya. Tidak ada maksud untuk memojokkan pihak-pihak tertentu, termasuk SBY. Juga tidak ada nada tuduhan kepada SBY," ujar Mirwan Amir dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Rabu, (7/2/2018).

Ia menambahkan keterangan yang disampaikan murni merupakan keterangan pribadi sebagai saksi dalam persidangan dan tidak terkait dengan urusan atau kepentingan orang lain.

"Keterangan saya di persidangan juga tidak terkait dengan urusan atau kepentingan orang lain atau pihak lain mana pun juga. Itu adalah keterangan pribadi saya sebagai saksi di persidangan," kata Mirwan.

Tridianto, loyalis Anas Urbaningrum, ikut memperbincangkan sikap SBY.

Ia menagih SBY tidak usah bermain tebak-tebakan dan langsung saja menyebut orang-orang yang dianggap membuat namanya muncul di persidangan.

"Jika benar ada pertemuan itu dan Pak SBY yakin ya disebutkan saja pertemuannya di mana, kapan dan yang hadir siapa saja," kata Tridianto melalui pesan singkat, Rabu (7/2/2018).

"Saya dukung seribu persen Pak SBY untuk segera menyebutkan nama-nama itu," kata Tridianto.

SBY tidak perlu mengkhawatirkan pernyataannya akan membuat geger dengan menyebutkan nama-nama peserta pertemuan itu.

"Perlu segera disebutkan biar jelas dan terang. Tidak jadi teka-teki dan digoreng jadi rumor atau fitnah. Ayolah Pak SBY sebutkan nama-namanya," kata Tridianto.

Tridianto yakin masyarakat dan aparat menunggu nama-nama tersebut.

"Nyong hanya berharap Pak SBY tidak terima informasi kelas hoax," Wasekjen Hanura itu menambahkan.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved