Kecelakaan Maut Subang
Nenek, Budeh dan Bunda Tewas, Bagus Tampak Tegar
Tiada tangis dan air mata yang meleleh di pipi Bagus, putra Sri Martiningsih, korban meninggal dunia usai kecelakaan maut di tanjakan Emen
Ia mengetahui nama sopir tersebut karena sempat dinyanyikan oleh seorang penumpang.
"Sempat dinyanyiin sama bu guru, Amirudin.. Amirudin.. gitu," kata Musrifah.
Musrifah sangat terpukul mengingat kecelakaan yang menewaskan teman-temannya itu.
Ditemui di rumah kontrakannya, sambil menyeka air matanya, Musrifah melihat teman-temannya terpental keluar jendela saat bus terguling di turunan lalu tergeletak di pinggir jalan tak bergerak.
apak ban bus pariwisata Premiun Passion yang kecelakaan di turunan Emen, Subang, Sabtu (10/2/2018) sore, tampak membekas dan menempel di jalan aspal sepanjang kira-kira 300 meter.
Dalam peristiwa nahas tersebut, bus lebih dulu menyenggol pengemudi motor sebelum terguling karena jalanan curam dan berbelok di Kampung Cicenang Desa Ciater Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang.
Sebanyak 27 orang meninggal dalam kecelakaan tersebut, termasuk di dalamnya satu pengemudi motor.
Baca: Sempat Pingsan 10 Menit, Mira Tersadar Lalu Histeris Pangggil Ibunya
Pantauan Tribun Jabar di lokasi, Minggu (11/2/2018), tapak ban selebar sekira 20 sentimeter dan panjang 40 sentimeter bus terlihat tepat di depan warung-warung yang jaraknya sekitar 500 meter dari titik utama kejadian.
Polisi yang mengolah tempat kejadian perkara menandai tapak bus berwarna hitam tipis seperti bekas rem dengan garis putih.
Menurut informasi yang didapat dari lapangan, bus sempat mengerem beberapa detik sebelum menabrak pengendara sepeda motor, lalu menabrak tebing dan akhirnya terguling tepat di tikungan.
"Jejak ban ini kemungkinan bekas ban dari bus yang direm sopir. Kalau jejak ban bekas remnya tiba-tiba menebal kemudian menipis lagi, kemungkinan karena remnya tidak berfungsi dengan baik," ucap petugas dari Polres Subang, Bripka D Iskandar.
"Sempat mengerem, kecepatan berkurang, tapi karena remnya tidak terlalu berfungsi maka kecepatan bus meningkat lagi," petugas olah TKP itu menambahkan.
Hanya saja, tapak ban bekas rem terlihat satu garis saja.
Menurut petugas tapak bekas ban itu diduga berasal dari roda sebelah kanan bus. Tidak ada jejak sama di kiri atau kanan jejak ban tersebut.