Kecelakaan Maut Subang

Nenek, Budeh dan Bunda Tewas, Bagus Tampak Tegar

Tiada tangis dan air mata yang meleleh di pipi Bagus, putra Sri Martiningsih, korban meninggal dunia usai kecelakaan maut di tanjakan Emen

Editor: ade mayasanto
TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADE LIANA
Bagus (11) anak dari Sri Martiningsih korban kecelakaan tanjakan Emen (TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADE LIANA) 

Sementara jejak ban menempel di aspal paling akhir berada tepat di turunan curam.

"Kemungkinan hanya satu saja yang berfungsi. Ada bagian lain dari sistem rem mobil bus yang tidak berfungsi sehingga meski ada aktivitas pengereman yang terbukti dengan adanya jejak-jejak ban, bus tetap melaju hingga ke turunan dan menabrak di pas tikungan," dia menerangkan.

Hal itu dikuatkan dengan pengakuan sopir bus, Aminudin, kepada polisi saat pemeriksaan awal yang disampaikan Kakorlantas Mabes Polri, Irjen Pol Royke Lumewa saat membantu olah TKP.

"Mereka sempat berhenti dulu di sekitar Tangkuban Perahu. Sopir sempat berkomunikasi dengan manajemen memberitahukan rem tidak berfungsi baik. Kemudian sopir memperbaiki sistem rem untuk sementara dan bus tetap jalan," ujar Royke.

Dugaan itu kembali dikuatkan pemilik warung di lokasi sebelum titik kejadian atau sebelum turunan, sekitar 300 meter dari titik lokasi bus terguling.

"Betul pak, saya sempat lihat itu bus melaju dengan cepat dengan ban kanan bus menjorok ke tengah melewati garis tidak putus. Saya tidak tahu bakal ada kejadian, tiba-tiba setelah itu ada suara benturan kencang sekali," ujar pemilik warung.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved