Kecelakaan Maut Subang

Bantah Rumor, Ini Pengakuan Putra Emen Sopir Angkot yang Tewas di Tanjakan Maut Subang Tahun 1964

“Lagi pula waktu itu bapak saya tidak meninggal di sana, tapi di Rumah Sakit Ranca Badak,” ujar Wahyu.

Editor: Wahyu Aji
ISTIMEWA
Bus kecelakaan di tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Sabtu (10/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews Bogor.com Yudhi Maulana Aditama

TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR -  Tanjakan Emen, Ciater, Subang, Jawa Barat kembali memakan korban jiwa.

Sebanyak 27 orang meninggal dalam musibah yang melibatkan sebuah bus pariwisata dan satu motor Honda Beat, Sabtu (10/2/2018).

a sering terjadi kecelakaan di sana.

Bahkan ada pula yang mengaitkan segala peristiwa kecelakaan itu dengan hal yag berbau mistis.

Asal usul nama Tanjakan Emen pun sudah diperbincangkan sejak lama oleh warga.

Ada beberapa versi soal asal-usul nama Tanjakan Emen ini.

Dikutip dari kotasubang,com, nama Emen diambil dari seorang nama kernet bus yang tewas karena kecelakaan yang terjadi sekitar tahun 1969.

Saat itu, bus bernama Bus Bunga mengalami mogok di tanjakan tersebut.

Emen sang kernet berusaha mengganjal ban, namun nahas remnya ternyata blong sehingga Emen terseret bus dan tewas.

Setelah kejadian itu, tanjakan tersebut dikenal dengan Tanjakan Emen.

Lalu, versi kedua, Emen adalah seorang korban tabrak lari di tanjakan itu.

Dalam mitos menceritakan mayat Emen bukanya ditolong, malah disembunyikan di dalam rimbunan pepohonan tersebut.

Sejak saat itulah arwah Emen dipercaya menuntut balas.

Versi yang ketiga, dikisahkan bahwa dulu Emen adalah seorang sopir oplet Subang – Bandung.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved