Novel Baswedan Pulang
Novel Baswedan Pulang: Implan Mata, Kangen Anak sampai Seruan Abraham Samad
Novel kembali dari Singapura setelah 10 bulan menjalani rangkaian operasi mata di negara tersebut akibat serangan air keras.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Penyidik senior KPK Novel Baswedan pulang ke Tanah Air pada hari ini, Kamis (22/2/2018).
Novel kembali dari Singapura setelah 10 bulan menjalani rangkaian operasi mata di negara tersebut akibat serangan air keras.
Menurut Novel, kekhawatiran dampak tekanan udara di pesawat terhadap mata kirinya bisa diantisipasi oleh tim dokter setelah dilakukan implantasi glaukoma teupey.
Baca: Ingin Apartemen Dekat Venue Asian Games, Grand Center Point Bekasi Cocok Jadi Pilihan
"Tekanan di mata saya sudah lebih stabil, karena pada saat operasi mata kiri saya dipasang implant glaukoma teupey," ungkap Novel melalui whatsapp, Rabu (21/2).
Novel menceritakan, implan tersebut dipasang di mata kirinya oleh tim dokter saat operasi di General Hospital Singapore, pada 12 Februari 2018.
Implan glaukoma adalah alat berupa lempengan kecil yang diletakkan di bawah selaput bening mata atau konjungtiva.
Fungsinya untuk membantu membentuk saluran penampungan cairan atau menurunkan tekanan bola mata.
Pemulihan pasca-implantasi pada mata terbilang lama dan bisa terganggu jika pasien mendapat tekanan udara di pesawat dan paparan zat lainnya.
"Saran dokter, harus dihindari terpapar debu (pasca-operasi), khawatir infeksi," jelasnya.

Menurut Novel, kondisi kedua matanya belum pulih seperti semula meski telah diizinkan pulang ke Indonesia.
Bagian mata kirinya tertutup selaput pasca-operasi tambahan sepekan yang lalu.
Ia masih perlu bolak-balik dari Jakarta ke Singapura untuk pengecekkan hasil operasi mata sebelumnya dan persiapan untuk operasi tahap kedua yang direncakan dilakukan pada April mendatang.
Novel menambahkan, selain istri dan anggota keluarganya, beberapa pegawai dari KPK akan menemani kepulangannya dari Singapura ke Jakarta pada siang ini.
Istri Novel, Rina Emilda, telah berada bersama Novel di Singapura sejak operasi mata Novel pada 12 Ferbuari 2018 lalu.
Rina mengatakan seluruh keperluan untuk kepulangan suaminya telah disiapkan.
"Tiket pesawat sudah," ujar Rina melalui pesan whatsapp, kemarin.
Baca: Novel Baswedan Pulang ke Tanah Air, Ini Reaksi Setya Novanto
Ia menambahkan, selain kangen kembali bertugas di KPK, lima anak-anaknya juga sangat merindukan kebersamaan dengan "Abi Novel".
"Semua. Anak-anak semua dekat sama abinya," tukasnya.
Sesampainya di tanah air, Novel langsung mendatangi kantor tempatnya bertugas, Gedung KPK di Jakarta.
"Barangkali siang saya ke kantor KPK," ungkap Novel melalui layanan pesan Whatsapp dari Singapura, Selasa (20/2) malam.
Ia tak menampik sudah rindu kembali bertugas di lembaga anti-rasuah tersebut.

Istri Novel Baswesan, Rina Emilda menceritakan, ia bersama Novel juga berencana mengunjungi dua anak perempuannya yang bersekolah di sebuah pondok pesantren di Bogor pasca-kepulangan ke Jakarta.
Kedua putri pertama dan kedua Novel-Emilda itu adalah Nazela Rania Verina (13) dan Balqis Zahira Verina (12).
"10 bulan ini anak-anak yang di pesantren kangen ditengokin," ujar Rina melalui pesan Whatsapp yang tengah menemani Novel Baswedan di Singapura.
Rina mengatakan, tidak hanya dirinya dan anak-anak, keluarga besar juga sangat senang dengan kembalinya Novel ini.
"Tidak ada acara khusus dari keluarga. Insya Allah nanti setelah tiba di sana (Indonesia) baru dibicarakan," ujarnya.
Kedatangan Novel disambut pimpinan dan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta ratusan pegiat antikorupsi di Gedung KPK, Jakarta, pada Kamis (22/2) siang ini.
Beberapa karangan bunga tampak dipajang di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (22/2/2018).
Karangan bunga tersebut ditujukan untuk penyidik senior KPK, Novel Baswedan, yang kembali ke tanah air setelah menjalani perawatan mata di Singapura.

Sementara, para aktivis yang mengenakan seragam putih-putih ini hadir untuk menyambut kedatangan penyidik senior KPK, Novel Baswedan, yang baru pulang dari Singapura.
Para aktivis ini telah tiba sekitar pukul 11.00 WIB.
Novel disambut oleh beberapa pimpinan KPK di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta.
Tampak aktivis anti korupsi seperti Muhammad Isnur, Asfinawati, Tama S Langkun, Donal Fariz, Yeti Andriani, dan puluhan aktivis lainnya. Mereka berorasi sebelum kehadiran Novel.
"Novel adalah figur luar biasa buat kami. Dia tetap semangat bahwa kerja untuk pemberantasan korupsi tidak akan luntur," seru Yeti Andriani.
Novel tiba sekitar pukul 13.30 WIB, didampingi oleh Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarief.
Dirinya langsung disambut oleh ratusan karyawan KPK dan aktivis anti korupsi.
Novel tampak mengenakan kaos putih yang dibalut jas hitam.
Dirinya langsung berorasi di depan massa.
"Sebuah kebangaan bagi saya untuk bertemu rekan-rekan dan pimpinan KPK dan semua yang dukung pembangunan korupsi," ujar Novel.
Novel meminta penyerangan terhadap dirinya tidak membuat kerja pemberantasan korupsi menjadi melemah.
"Bagi saya yang terjadi pada diri saya, penyerangan terhadap diri saya, saya tidak ingin menjadikan hal ini menjadi kelemahan. Tetapi saya ingin hal ini sebagai penyemangat buat diri saya," seru Novel.
Dirinya ingin menularkan semangat pemberantasan korupsi terhadap seluruh masyarakat Indonesia dan seluruh pegawai KPK.
"Tentu saya ingin menularkan semangat yang sama sehingga kita bisa semakin berani, semakin sungguh sungguh, dalam rangka melakukan tugas tugas pemberantasan korupsi," tegas Novel.
Band indie, Efek Rumah Kaca, lalu meramaikan acara tersebut.
Band yang digawangi oleh Cholil Mahmud tersebut mendendangkan lagu 'Sebelah Mata', 'Mosi Tidak Percaya', dan 'Di Udara' yang bertanda bentuk solidaritas untuk Novel yang diserang dengan siraman air keras.
Mantan Ketua KPK Abraham Samad ikut hadir di KPK menyambut kepulangan Novel Baswedan.
Ia mengkritisi langkah pemerintah yang lambat dalam mengungkap kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Aktor utama pelaku penyerangan terhadap Novel sendiri hingga kini belum terungkap.
Padahal kasus penyerangan Novel telah memakan waktu hingga 10 bulan lebih.
"10 bulan ini bukan waktu yang singkat tapi cukup lama, yang sudah dipergunakan oleh aparat tapi sampai saat ini. Kita bisa lihat semua bahwa penyerangan terhadap kasua novel belim ditemukan," ujar Abraham di saat memberikan sambutan di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (22/2/2018).

Abraham kembali meminta kepada pimpinan KPK untuk mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengungkap kasus Novel.
"Kami meminta kepada pimpinan kpk untuk segera mungkin mengusulkan kepada Presiden RI membentuk TGPF. Karena saya sangat yakin pelakunya belum juga ditemukan, maka tidak ada jalan lain," tegas Abraham.
Menurut Abraham, TGPF adalah satu-satunya cara untuk mengungkap kasus Novel.
Mengingat hingga kini Polri masih belum bisa menemukan pelaku penyerangan terhadap Novel.
Sementara, Polda Metro Jaya akan menjadwalkan pemeriksaan terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, kembalinya Novel ke Indonesia akan mempermudah penyidikan.
"Akan mempermudah komunikasi dengan penyidik sehingga nanti kita akan memanggil yang bersangkutan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (22/2/2018).
Menurut Argo, masih ada beberapa keterangan yang perlu digali dari Novel. Penyidik Polda Metro sempat melakukan pemeriksaan di Singapura. Namun, masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab.
"Untuk meminta keterangan yang belum sempat dijawab waktu kita ke Singapura, atau ada informasi lain mungkin yang akan disampaikan ke penyidik nanti kita terima," ujar Argo.
Argo memastikan penyidik akan menjadwalkan pemeriksaan terhadap Novel. Tapi, akan mempertimbangkan kondisi kesehatan Novel,
"Nanti kita agendakan dan nanti kita tanyakan dulu," ujar Argo.
Novel diserang oleh dua orang tidak dikenal seusai melaksanakan salat subuh di Masjid Al-Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April 2017.
Sudah lebih dari 300 hari, polisi belum menangkap pelaku penyerangan. Sementara Novel, dijadwalkan akan kembali ke Indonesia, besok.
Dalam kasus ini, polisi telah melakukan empat kali olah tempat kejadian perkara, memeriksa lebih dari 60 saksi, 50 rekaman CCTV, dan 100 toko kimia.
Video:
(Tribunnews.com/ TribunJakarta.com)