Kisah Stephen Hawking: Lumpuh dan Gunakan Komputer Untuk Berbicara Hingga Menyalin Otak ke Komputer
Stephen Hawking menyatakan bahwa dirinya ateis. Ia mengatakan, sains menawarkan penjelasan yang lebih masuk akal tentang asal-usul alam semesta
Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
5. Ateis
Stephen Hawking menyatakan bahwa dirinya ateis. Ia mengatakan, sains menawarkan penjelasan yang lebih masuk akal tentang asal-usul alam semesta daripada agama.
Hawking menyatakan pandangannya tersebut dalam wawancara dengan koran Spanyol, El Mundo, 21 September 2014 lalu.
"Sebelum kita mengenal sains, natural untuk percaya bahwa Tuhan mengenal alam semesta. Tapi sekarang sains menawarkan penjelasan yang lebih meyakinkan," kata Hawking.
Hawking beberapa kali memberikan pernyataan yang menunjukkan bahwa dia ateis. Dia pernah mengatakan, alam semesta diatur oleh hukum pengetahuan.
Tuhan mempunyai hukum, tetapi tidak akan mengintervensi kalau ada yang melanggar. Tahun 2011, Hawking menyatakan pada The Guardian bahwa ia tak percaya surga. Baginya, surga adalah untuk orang-orang yang takut kegelapan.
6. 50 Tahun Lagi Ada Permukiman di Bulan
Stephen Hawking, kosmolog dan fisikawan ternama dunia yang dikenal dengan bukunya, A Brief History of Time, mengungkapkan pendapatnya tentang masa depan manusia.
"Dalam 50 tahun, saya tak ragu pasti sudah ada perkampungan di Bulan," katanya.
Dikutip Daily Mail, Senin (17/3/2014), Hawking mengatakan, "Planet kita adalah dunia tua, terancam oleh pertumbuhan populasi dan sumber daya yang terbatas. Kita harus mengantisipasi ancaman ini dan punya plan B."
"Jika spesies kita tetap eksis seratus tahun lagi, sangat penting bagi kita untuk menjelajah ke kegelapan antariksa, mengolonisasi dunia baru di semesta," ujarnya.
7. Menyalin Otak ke Komputer
Stephen Hawking mengatakan bahwa otak mampu berdiri sendiri di luar tubuh dan mendukung manusia untuk memperoleh keabadian.
"Saya pikir otak seperti sebuah program dalam pikiran, seperti komputer, jadi secara teoretis sebenarnya mungkin untuk menyalin otak ke komputer dan mendukung bentuk kehidupan setelah mati," kata Hawking seperti dikutip The Guardian, Sabtu (21/9/2013).
Namun, menurut Hawking, keabadian seperti yang diungkapkan Hawking masih di luar kapasitas manusia saat ini.
Selama ini, berdasarkan kepercayaan yang diyakini, banyak manusia memahami bahwa setelah mati, manusia akan menjadi abadi di alam yang berbeda, bertemu dengan Tuhan serta berada di surga atau neraka sesuai perbuatannya selama hidup.