Airlangga Bantah Janjikan Menteri, Mahyudin: Saya Tak Membangkang
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengaku tidak pernah menjanjikan jabatan menteri manakala Mahyudin legowo dirotasi.
Ia mengatakan penunjukan dirinya hanya untuk memenuhi keterwakilan perempuan di pimpinan MPR.
"Nggak ada janji janji. Mungkin Ketua Umum hanya ingin ada keterwakilan wanita di pimpinan lembaga tinggi negara ini. Kebetulan dalam rapat pleno menyetuji saya untuk bisa duduk di sana (Wakil Ketua MPR)," katanya.
Sebagai petugas partai Titiek mengaku mengikuti perintah partai termasuk penempatan tugas di DPR/MPR.
"Saya petugas partai, jadi ikut apa kata partai saja. Kalau masih ada masalah dengan Pak Mahyudin ya itu bisa diselesaikan secepat mungkin," katanya.
Sedang Airlangga Hartarto membantah telah menjanjikan posisi menteri kepada Mahyudin setelah melepas jabatan Wakil Ketua MPR.
"Itu belum ada pembahasan," ujar Airlangga Hartanto di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa.
Baca: Diduga Edarkan Narkoba, Seorang Pria dan Tamunya Digrebek Polisi
Baca: Srikandi Cantik Panahan ini Optimistis Raih Emas di Asian Games 2018
Tak melawan
Selain itu, Airlangga menyebut bahwa tidak ada perlawanan hukum yang dilakukan oleh Mahyudin terkait pencopotannya tersebut.
Manteri Perindustrian ini menegaskan pergantian Mahyudin masih dalam proses pembahasan internal Partai Golkar.
"Nggak ada (perlawanan hukum). Semua dalam proses. Semua akan indah pada waktunya," ujar Airlangga. Ia menyebut pergantian Mahyudin merupakan pergantian biasa.
Informasi mengenai janji mendapat jatah kursi menteri disampaikan Mahyudin di ruang kerjanya, Senin lalu. I
a menyebut Airlangga Hartarto beralasan pergantian Mahyudin supaya kader Partai Golkar mempunyai pengalaman dalam banyak jabatan sehingga tidak terlalu sulit manakala dipromosikan sebagai menteri.
Mahyudin juga menyebut pergantian dirinya dengan Titiek Soehato merupakan barter politik Airlangga Hartarto terkait Munaslub 2017 lalu.
Saat itu Titiek batal mencalonkan diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar bersaing dengan Airlangga Hartarto. (tribunnetwork/fikyud)