Balas Cuitan Fadli Zon Soal Putin, Tsamara Amany Disebut Dangkal Hingga Diundang Ke Dubes Rusia

Aksinya tersebut ternyata mendapat respon dari sebuah media Rusia yang bernama Russia Beyond The Headline (RBTH).

Kolase TribunJakarta.com
Tsamara Amany, Fadli Zon, dan Vladimir Putin 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Masih ingatkah Anda soal cuitan Fadli Zon yang jadi kontroversi?

Fadli Zon mencuit Indonesia membutuhkan pemimpin yang cerdas seperti Vladimir Putin.

Tidak butuh lama cuitan tersebut langsung mengundang pro dan kontra.

Banyak politisi yang memberikan tanggapannya pada cuitan Fadli Zon itu, termasuk Tsamara Amany.

Pantauan TribunJakarta.com Tsamara Amany Alatas, Ketua DPP Solidaritas Indonesia (PSI) beberapa waktu lalu membuat heboh publik dengan pernyataanya terkait kepemimpinan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Dalam video yang beredar, Tsamara mengemukakan pendapatnya mengenai kepemimpinan Putin serta Rusia.

Tsamara berpendapat bahwa Indonesia tidak menginginkan pemimpin seperti Putin, berlawanan dengan apa yang dikatan Fadli Zon.

Berikut adalah petikan pernyataan dari Tsamara.

Baca: Diingatkan Sahabat Jangan Mimpi Punya Rahim, Reaksi Millen Daru Mengejutkan, Netter Kebingungan

Putin bukan contoh pemimpin yang baik.
Ia membungkan oposisi dan pers di Rusia sana.
Di Rusia, tidak ada kebebasan beraspirasi seperti di Indonesia.
Bahkan di sana, praktik-praktik korupsi dibiarkan begitu saja.
Kalau kita lihat dari segi indeks persepsi korupsi,
Indonesia jauh di atas Rusia.
Nah kalau sudah tahu begitu
Yakin orang seperti itu mau dijadikan standar kepemimpinan ?
Kalau saya, tidak mau ada pemimpin seperti itu di Indonesia!

Aksinya tersebut ternyata mendapat respon dari sebuah media Rusia yang bernama Russia Beyond The Headline (RBTH).

RBTH melalu akun Twitternya, @RBTHIndonesia mengunggah cuitan yang menunjukkan protesnya terhadap pernyataan Tsamara.

Di antaranya adalah tentang pernyataan Tsamara mengenai politik dan pers di Rusia.

Bahkan RBTH menyebut bahwa pernyataan Tsamara itu menunjukkan kedangkalan wawasan.

Berikut adalah protes dari media Rusia, RBTH.

Baca: Pastikan Aman, BPOM Minta Masyarakat Tak Perlu Khawatir Makan Ikan Makarel Kemasan 

RBTH mengomentari soal pernyataan Tsamara yang menganggap di rusia kebebasan pers sangat dibatasi, bahka RBTH mengatakan Tsamara masih memiliki wawasan yang dangkal.

"Kami tidak membela siapa pun, termasuk @fadlizon atau bahkan Presiden Putin. Namun, pernyataan Anda tentang negara kami, bahwa di Rusia tidak ada kebebasan beraspirasi seperti di Indonesia, ini menunjukkan kedangkalan wawasan," cuit akun RBTH.

Tak hanya itu RBTH bahkan mengatakan bahwa balasan Tsamara pada Fadli Zon terkait Vladamir Putin menunjukan sifatnya yang tidak dewasa.

"Pernyataan Anda juga sangat disayangkan karena hubungan antara kedua negara kita sangat baik. Anda mungkin bisa tidak sepakat dengan @fadlizon, tapi pernyataan Anda sebagai seorang politikus muda menunjukkan ketidakdewasaan." cuit akun RBTH.

RBTH juga mengatakan Tsamara perlu lebih banyak riset soal negara Rusia.

"Di Rusia memang ada korupsi, dan ya, besar. Itu betul. Peringkat kami di bawah Indonesia, itu juga betul. Namun, bukan berarti kami tidak melawan korupsi dan membiarkannya begitu saja seperti yang Anda katakan. Ini bukan pernyataan yang main-main." cuit RBTH.

Baca: 3 Misteri di Balik Aksi Bakar Diri Sepasang Kekasih di Surabaya: Nikah Siri, Polisi Sebut Selingkuh

Melihat video Tsamara yang kadung viral. Pihak RBTH mengingatkan Tsamara untuk lebih bijak dalam mengomentari negara lain.

"Kami lihat, Anda punya karier yang sedang naik. Karena itu, kami harap Anda bisa lebih bijaksana ke depannya ketika mengomentari negara lain, apalagi jika pengetahuan Anda tentang negara itu sangat minim. Jika itu kebetulan tentang Rusia, silakan cari tahu banyak hal dari kami."

Dilansir dari Tribunnews.com, Tsamara memberikan penjelasan perihal pernyataan dirinya pada video yang beredar tersebut.

"Saya sangat memahami keberatan RBTH. Sebagaimana tercantum dalam laman FB-nya, RBTH adalah sarana kampanye Rusia di dunia internasional. Karena itu, sangat wajar bila RBTH wajib membela citra Putin di dunia internasional," ujar Tsamara, melalui pesan WhatsApp kepada Tribunnews.com, Jumat (6/4/2018).

Ia merasa perlu menjelaskan komentarnya tentang Putin karena menurutnya, pernyataan itu dia lontarkan semata ditujukan pada publik Indonesia.

Hal ini, lanjut dia, merujuk pada pernyataan Waketum Partai Gerindra Fadli Zon yang mengimbau masyarakat Indonesia untuk mencari pemimpin seperti Putin, sebagai pengganti pemimpin yang ‘planga-plongo’.

Tsamara berpendapat pemimpin yang 'planga-plongo' itu hampir pasti ditujukan pada Presiden Indonesia, Joko Widodo.

Baca: Dua Pemain Ini Jadi Hantu Kekalahan Menyakitkan Persija dari PSMS Medan

Lebih lanjut, seperti dikatakan dalam status RBTH, ia menilai tentu saja Fadli berhak untuk mengagumi Putin.

"Tapi saya juga wajib mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa pemimpin seperti Putin, bukanlah pemimpin layak bagi Indonesia yang saat ini berkomitmen memperjuangkan demokrasi dan memerangi korupsi," ungkapnya.

Ketika mengkritik Putin, Tsamara menegaskan bukan berarti dirinya kemudian anti terhadap rakyat Russia yang memiliki peradaban luar biasa.

"Ini sama saja ketika kita mengkritik Donald Trump dan cara-caranya memenangkan pemilu dengan menggunakan politik identitas, bukan berarti saya membenci rakyat Amerika Serikat," imbuhnya.

Menurutnya, penilaian tentang kualitas Putin yang diktator, otoriter dan membiarkan korupsi terorganisir, sudah banyak dikemukakan media dan lembaga-lembaga riset ternama di negara-negara demokratis dunia.

Baca: Tangerang Selatan Berhasil Raih Penghargaan Pengelolaan Tata Ruang dan Pemukiman Terbaik

"Saya hanya merujuk pada analisis-analisis tersebut. Misalnya, survei The Economist tahun 2017 masih menempatkan Rusia sebagai negara dengan rezim otoritarian," tandasnya.

Tidak hanya sebatas teguran melalu Twitter saja, RBTH turut mengundnag Tsamara untuk langsung datang ke Dubes Rusia.

"Selain bisa mengetahui posisi resmi Rusia tentang isu-isu terkini, @TsamaraDKI juga bisa bertanya langsung pada dubes Rusia mengenai segala hal yang ingin Anda ketahui tentang Rusia, termasuk kebebasan beraspirasi, kebebasan pers, oposisi, dan korupsi di negara kami." cuit RBTH.

Namun rupanya Tsamara tidak dapat memenuhi undangan dari Dubes Rusia, hal tersebut dikemukan langsung di Twitter RBTH.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved