Bangganya Tamin, Petugas Pamdal Walikota Jaksel yang Tumpas Komplotan Maling Sepatu
"Saya bangga jadi Pamdal, apalagi zaman sekarang nyari kerja susah. Ada kebanggan tersendiri apalagi jaga di Walikota," ujarnya.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Gedung Walikota Jakarta Selatan di Kebayoran Baru tampak sepi dan kian sunyi, Kamis (12/4/2018) sore.
Hanya terdengar langkah sepatu yang sesekali terdengar dari para pegawai yang akan pulang lantas beristirahat agar esoknya mulai kembali bekerja.
Namun bagi Tamin, ia berbeda dengan kebanyakan pegawai yang telah pulang.
Baca: Ada Walk Of Fame di Depan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan
Maklum, Tamin merupakan salah seorang petugas pengamanan dalam (Pamdal) yang bertugas mengamankan seluruh isi gedung dari segala macam mara bahaya malam hingga pagi tiba.
"Saya sudah menjadi pamdal di walikota sejak 2000. Sudah 18 tahun disini. Jadi kerja jam 8 pulang jam 8 esoknya kemudian libur. 24 jam tapi ya tetap tanggal merah kalau piket masuk," katanya kepada wartawan TribunJakarta.com, Jumat (13/4/2018).
Pria asli Cirebon ini mengatakan, dirinya bertugas mengamankan seluruh isi gedung bersama dengan puluhan rekannya.

"Saya kadang jaga disini (Lobi) mantau lalu lalang orang. Keliling lah. Ada 98 petugas keamanan yang tersebar laki-laki maupun perempuan," kata Tamin.
Menjadi seorang Petugas Pamdal merupakan kebanggaan tersendiri bagi dirinya yang kini telah mencapai usia di angka empat.
"Saya bangga jadi Pamdal, apalagi zaman sekarang nyari kerja susah. Ada kebanggan tersendiri apalagi jaga di Walikota," ujarnya.
Bahkan, tak jarang pegawai kecamatan dan kelurahan di sekitar Jakarta Selatan mengenalnya.
"Saya orang lama kadang dikenali kalau lagi ke kecamatan atau kelurahan. Mukanya engga asing. Orang mungkin melihat kami 'wah' tapi sebenarnya engga seperti yang dikira. Biasa aja. Tuntutan kerja ada yang manis dan pahit harus kita kerjakan," tambahnya.
Ia pun acapkali bergumul dengan demonstrasi masyarakat yang diadakan di halaman depan Walikota.
"Kalau sekitar tahun 2005 kebawah waktu ada demo ya kita sering hadapi. Misalnya demo ketenagakerjaan. Pernah saya hadapi orang demo tapi engga sesuai prosedur. Demo mengenai trayek tapi kesini sementara itu kan berkaitan dengan Dishub. Dia malah nanya ke saya ngajuinnya kemana. Kok jadi nanya kan aneh," katanya seraya tersenyum.