Mantan Teroris: Berita Provokatif Berpotensi Timbulkan Aksi Terorisme
"Penyebaran-penyebaran berita gini berpotensi menimbulkan aksi-aksi terorisme, kebencian yang semakin mendalam," terangnya.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Direktur Yayasan Jalin Perdamaian, yang dulumya pernah terperosok dalam dunia terorisme, Yudi Zulfahri menyebut konten berita yang provokatif terkait sara berpotensi menimbulkan aksi terorisme.
Terlebih berita tersebut bermuatan hoaks dengan menambahkan hal yang bukan faktanya.
Hal ini disampaikannya dalam acara Diskusi Publik dan Bedah Buku 'Deradikalisasi Terorisme' di Aula Madya UIN Syarif Hidayatullah, Jalan Juanda, Ciputat, Tangerang selatan, pada Kamis (19/4/2018).
Baca: Tragis! Seorang Balita Terserang Pikun, Hingga Lupa Cara Duduk, Berdiri dan Jalan
"Setiap berita yang provokatif dan dia berisi doktrin. Misalnya ada satu kejadian, lalu di bungkus, diprovokasi, padahal belum tentu seperti itu."
"Penyebaran-penyebaran berita gini berpotensi menimbulkan aksi-aksi terorisme, kebencian yang semakin mendalam," terangnya.
Hal ini terjadi karena penggunaan media sosial sebagai penyebaran doktrin ekstremisme.
Yudi menjelaskan cara penyebaran tersebut berbeda dengan masa lalu yang penyebaran paham ekstrem hanya melalui forum-forum tertutup.
Baca: Tampar Muridnya Karena Makan di Dalam Kelas, Video Permintaan Maaf Sang Guru Jadi Sorotan
"Kalau dulu doktrin-doktrin itu hanya bisa didapatkan di sebuah forum tertutup. Untuk masuk dalam forum tertutup itu susahnya setengah mati, kalau dulu ya. Harus ada rekomendasi dari anggota sebelumnya lah, segala macam."
"Kalau dulu penyebaran ajaran dari luar itu kan melalhi forum-forum, kalu hati ini enggak, melalui medsos," paparnya.
Karena sifat medsos yang terbuka, Yudi menganggap pencegahan menjadi penting.
"Medsos itu terbuka, siapa saja bisa baca, siapa saja bisa terpengaruh. Maka pencegahan harus lebih digalakkan, saya kira itu penting, deradikalisasi," tutupnya.