Kampung Kembar di Duren Sawit: Punya 13 Pasang dan Pasangan Ini Curhat Sering Dikira Pacaran
"Saat masuk SMA kami sempat dikira pacaran," cerita Robi Purwanto kepada, Sabtu (24/3/2018).
Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Bila dilihat sekilas, perkampungan warga di RW 03, Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur mungkin tidak berbeda dengan permukiman padat lainnya yang lazim dijumpai di berbagai sudut ibu kota.
Tak akan ada masyarakat yang menyadari perkampungan ini memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan permukiman padat penduduk lainnya di Jakarta.
"Sekarang di RW 03 ada 13 pasang, sebelumnya tahun 2014 ada 19 pasang, sudah ada yang meninggal atau pindah," kata Ketua RW 03 Andang Subaryono, beberapa waktu lalu.
Awalnya istilah 'kampung kembar' diberikan oleh beberapa wartawan yang pertama kali datang meliput ke kampungnya sekira tahun 2014.

"Tahun 2014 ada wartawan yang meliput kesini, lalu memberi usul mendata warga yang kembar, setelah di data ternyata ada 19 pasang," ucapnya.
"Barulah tercetus istilah 'kampung kembar' setelah pihak RW melakukan pendataan tersebut," tambahnya.
Andang tidak mengira jumlah pasangan kembar di lingkungan yang telah ia pimpin sejak tahun 2009 bisa sebanyak itu.
"Dulu tidak tahu kalau di sini banyak pasangan kembar, cikal bakal yang satu tahu dulu di Gang III ada enam pasang kembar," ungkap dia.
Pasangan kembar yang tinggal di RW 03 ini terdiri dari berbagai usia dan profesi, dari yang masih sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga yang sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Saat ini Vani Mariana Wijaya dan Vina Mariana Wijaya menjadi pasangan kembar termuda di kampung kembar dengan usia lima tahun.
Sementara Pujo Hutomo dan Pujo Wibowo menjadi pasangan kembar tertua, karena usia mereka sudah menginjak 51 tahun.
Istilah kampung kembar terasa semakin spesial, karena bukan hanya pasangan dengan jenis kelamin yang sama, tetapi pasangan kembar yang berlawanan jenis juga ada di RW 03 ini.
Pasangan tersebut adalah Robi Purwanto dan Firli Purwanti, dua kakak-beradik berjenis kelamin berbeda.
Fenomena pasangan kembar ini sangat jarang dijumpai, apalagi dalam satu perkampungan terdapat 13 pasang kembar, itulah yang menjadi keunikan tersendiri atau menjadi ciri khas dari RW 03, Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Menunggu Hingga 8 Tahun, Doa Terkabul, Ibu Ini Akhirnya Punya Anak, Kembar Beda Jenis Kelamin
Delapan tahun bukan lah waktu yang singkat. Apalagi dalam rentang waktu itu sedang menunggu.
Itulah yang dialami oleh Tri Wahyuni. Menikah delapan tahun dengan suami, mereka tak kunjung mendapat anak. Namun, Tri dan suami tidak patah semangat. Mereka terus berdoa agar diberikan anugerah membesarkan anak sendiri.
"Setelah nikah, saya kosong dulu sekira delapan tahun, belum di kasih anak, tetapi saya terus berdoa dan akhirnya dikasih anak, langsung dua malah," kata Tri saat ditemui TribunJakarta di kediamannya di RW 03, Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Iya, Tri memang sangat bersyukur. Mereka mendapatkan sepasang anak kembar. Beda jenis kelamin pula. Memiliki sepasang anak kembar ternyata memiliki kenangan tersendiri bagi Tri Wahyuni, ibunda dari Robi Purwanto dan Firli Purwanti.
Tri mengaku sempat mengalami kesuliatan saat memilih nama untuk anak kembarnya.
Saat di USG hanya terlihat satu jenis kelamin, yakni wanita, sementara jenis kelamain kembaranya tidak terlihat.
"Sudah tahu punya anak kembar sejak usia kandungan empat bulan, tetapi sampai lahiran hanya terlihat yang cewek, satu lagi tidak terlihat," kata Tri Wahyuni, kepada TribunJakarta.
Baca: Hakim Tidak Pertimbangkan Permohonan Justice Collaborator Setya Novanto, Ini Alasannya
"Awalnya karena lahir bulan Desember dan mengira wanita, saya dan ayahnya memberi nama Desti dan Desna," tambahnya.
Tetapi setelah mengetahui kedua anaknya berbeda jenis kelamin ia sempat dilanda kebingungan karena tidak dapat menggunakan kedua nama yang telah disiapkan.
"Sempat bingung mau kasih nama siapa, tapi Bude-nya kasih saran nama sesuai bacaan Al-quran, yakni Robi-Firli," terangnya.
Ia menceritakan sangat bersyukur mendapat anak kembar, karena ia harus menanti kelahiran anak pertama selama delapan tahun.
"Setelah nikah, saya kosong dulu sekira delapan tahun, belum di kasih anak, tetapi saya terus berdoa dan akhirnya dikasih anak, langsung dua malah," pungkasnya.
Kami Sering Dikira Pacaran, Repot
Robi Purwanto dan Firli Purwanti adalah pasangan kembar beda jenis kelamin yang tinggal di kampung kembar, RW 03, Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Kepada TribunJakarta.com, mereka mengisahkan pengalaman unik yang segudang terkait status mereka sebagai adik-kakak.
"Saat masuk SMA kami sempat dikira pacaran," cerita Robi Purwanto.
"Waktu itu sempat dibilang hebat, masih anak baru sudah punya gebetan," lanjutnya.
Kedua kakak-beradik ini memang selalu satu sekolah, bahkan satu kelas, tetapi saat memasuki SMA mereka berbeda kelas dan teman mereka sempat tak menyangka kalau mereka kembar.

"Sempat kesulitan juga bikin temen percaya, mereka selalu enggak percaya, saat main kerumah baru mereka percaya," jelasnya.
Selain itu setiap kali ingin memulai hubungan dengan pasangan masing-masing, mereka selalu menyampaikan terlebih dahulu kepada pasangannya kalau mereka kembar.
"Dulu saat mau pacaran, selalu bilang dulu kalau punya saudara kembar berbeda jenis kelamin," ucap Firli Purwanti.
"Kalau enggak digituin takutnya nanti ada yang liat saya jalan dengan Robi terus cemburu kan repot," tambahnya lagi.
Sekadar informasi, di RW 03, Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur kini terdapat memiliki 13 pasang kembar, tak ayal banyak yang menyebutnya dengan istilah 'kampung kembar'.
"Sekarang di RW 03 ada 13 pasang, sebelumnya tahun 2014 ada 19 pasang, sudah ada yang meninggal atau pindah," kata Ketua RW 03 Andang Subaryono. (Dionisius Arya Bima Suci)