Merapi Meletus Warga Dibuat Panik, Sri Si Pencari Rumput 'Saya Terpaku, Sangat Menakutkan'

Sesaat ia tak mampu bergerak menyaksikan asap pekat bergulung-gulung cepat membubung ke angkasa.

Tribunnews.com
Gunung Merapi 

 Tenaga mereka nyaris habis.

Ternyata mereka sudah dijemput suami Warsini yang menyusul dari rumah.

Selain mereka, sudah tidak ada seorang pun lainnya.

Istirahat sebentar, Warsini memancal motor ke sekolah anaknya di Srunen.

Rupanya murid-murid SD Srunen sudah diungsikan ke Jambon, jauh di bawah dari dusun mereka.

 Warsini pulang sebentar, tapi penduduk dusun sebagian sudah mengungsi.

Situasi pagi itu sangat mencekam, panik, dan tangis terdengar bersahut-sahutan.

 Ia lalu pergi menyusul anaknya bersama sang suami.

Baca: Kemenristekdikti Selenggarakan Writingthon dengan Total Hadiah 30 Juta

Sesudah situasi kembali tenang, mereka pulang ke rumah di Dusun Kalitengah Lor.

Sampai sore, rumput dan sabit serta kain gendong mereka masih tertinggal di puncak bukit Kukusan.

"Biar sajalah, nanti kalau sudah kuat ke sana," lanjut ibu satu putri ini.

 Menurut Warsini dan Wartini, pagi sebelum berangkat merumput, mereka sebenarnya merasakan ada keganjilan di puncak gunung.

"Ada suara ngosrong (seperti tiupan angin kencang). Jelas sekali suaranya, dan pepohonan di puncak sana tak bergerak," kata Warsini.

 Pengakuan ini dikuatkan pendengaran dan penglihatan yang sama oleh ayahnya, Wardi (57).

"Saya juga mendengar suara kemrongsong, seperti dari tubuh gunung," aku Wardi.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved