4 Fakta Ipda Auzar, Guru Ngaji yang Gugur Ditabrak Mobil Teroris di Mapolda Riau
Ipda Auzar tewas karena ditabrak mobil diduga kelompok teroris saat melakukan penyerangan ke Mapolda Riau.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Sosok Ipda Auzar, polisi yang menjadi korban tewas serangan pelaku teror di Mapolda Riau tidak asing lagi di kalangan karyawan dan pengurus KONI Riau.
Pasalnya Ipda Auzar merupakan Pamin 2 SI SIM Subditregident Ditlantas Polda Riau.
Pria berusia 56 tahun itu pernah bertugas di Samsat Kota Pekanbaru yang tepat berada di belakang kantor KONI Riau.
Ia juga sering menjadi Imam salat berjamaah di Musala KONI Riau.
"Saya sempat menjadi makmumnya sekitar dua pekan yang lalu," ujar kata anggota Binpres KONI Riau Margas Chan
Hal yang sama juga disampaikan oleh penjaga Mushala KONI Riau Nono.
"Pak Auzar sering juga jadi Imam di Musala KONI Riau. Beliau orangnya baik dan ramah," ucap Nono.
Tak hanya di musala KONI Riau, Ipda Auzar juga selalu menjadi imam salat zuhur dan ashar di Mesjid Ikhlas Jalan Mendut.
3. Ipda Auzar Sosok Imam Sekaligus Guru Ngaji

"Kami merasa sangat kehilangan semuanya," ungkap Kombes Pol M Rudy Syariffudin, Direktur Lalu Lintas Polda Riau kepada wartawan termasuk Tribunpekanbaru.com.
Dikatakan Rudy, semasa hidupnya almarhum Ipda Auzar dikenal sebagai sosok yang baik.
Selain aktif menjalankan tugasnya sebagai anggota polisi, almarhum Ipda Auzar juga dikenal sebagai sosok yang agamanya kuat.
Jiwa sosialnya juga bagus.
Dia merupakan sosok imam, guru ngaji, ustadz, sekaligus ulama.
"Beliau seumur hidup di Lantas, sejak dari bintara. Kerjanya di bidang pelayanan pembuatan SIM," ucap Rudy.