Dituduh Intel dan Anggota Brimob, Sofyan Tsauri Sebut Ada yang Ingin Membunuhnya

Sofyan Tsauri membantah tuduhan ia merupakan intel Polisi karena telah mengajak 10 anggota FPI ikut pelatihan militer di Aceh.

Penulis: Bima Putra | Editor: Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM/ BIMA PUTRA
Sofyan Tsauri saat ditemui wartawan di kawasan Cimanggis, Depok, Sabtu (19/5/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CIMANGGIS - Sofyan Tsauri membantah tuduhan ia merupakan intel Polisi karena telah mengajak 10 anggota FPI ikut pelatihan militer di Aceh.

Mantan narapidana terorisme ini merasa dituduh oleh Imam besar FPI Habib Rizieq Syihab dan pihak lain.

Pasalnya, terjadi baku tembak dengan anggota Brimob dan Densus 88 di lokasi tempat 10 anggota FPI berlatih di Aceh pada tahun 2010.

Usai baku tembak, Sofyan yang merupakan bekas anggota polisi dituding meninggalkan Aceh dan merupakan dalang timbulnya baku tembak di lokasi pelatihan.

Dalam peninjauan kembali yang diajukan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir di PN Cilacap, Selasa (26/1/2016).

Baca: Anggota DPRD Purworejo dari PKS Selingkuh, Mengaku Khilaf

Rizieq sebagai saksi menyebut Sofyan membujuk 10 anggota FPI berlatih dan sempat membawanya ke Depok untuk dilatih menembak di lapangan tembak Mako Brimob Depok.

Menurut Rizieq, diboyongnya 10 anggota FPI ke Depok itu tidak direstui oleh pihak FPI Pusat.

Merasa dituduh sebagai intel Polisi yang merancang adanya baku tembak di lokasi pelatihan 10 anggota FPI itu.

Sofyan yakin tuduhan dari sejumlah pihak itu menyebabkan nyawanya terancam saat mendekam di penjara.

"Saya dianggap sebagai orang yang memproduksi dan memprovokasi sebagian ikhwan-ikhwan FPI ke jaringan terorisme. Saya juga dituduh sebagai anggota intelejen infilitrasi kepada gerakan islam kemudian mengkriminalisasi beberapa ulama. Seperti Ustad Abu Bakar Baasyir. Lalu juga ada isu saya melatih militer di Mako Brimob," kata Sofyan saat ditemui wartawan di Cimanggis, Depok, Sabtu (19/5/2018).

Baca: Tampil Mendominasi, MU Keok Melalui Gol Penalti Eden Hazard

Bekas anggota polisi jajaran Polresta Depok ini mengeluhkan beredarnya kabar yang menyebutnya sebagai anggota Brimob tanpa melakukan konfirmasi.

Menurutnya, pihak yang menyebarkan kabar ia merupakan anggota Brimob menimbulkan konsekuensi fatal terhadap dirinya.

"Tuduhan-tuduhan itu akan berkonsekuensi yang sangat fatal. Karena itu berarti telah menghalalkan darah saya, menghalalkan daripada harta saya. Dan terbukti ketika saya di dalam penjara, nyawa saya terancam. Ada beberapa ikhwan yang mencoba mencelakai saya. Ada yang mencoba ingin membunuh saya baik dengan mencuri harta saya maupun dengan membunuh dengan cara diracun, dan lain sebagainya," ujarnya.

Dikatakannya, ia hanya pernah melatih tiga anggota FPI berlatih menembak di lapangan tembak Mako Brimob Depok.

Tujuannya pun untuk latihan menembak, bukan latihan militer seperti yang disangkakan.

Mengenai statusnya yang bekas polisi, Sofyan menampik pihak yang menyebutnya sebagai anggota Brimob ataupun intel polisi.

Baca: Kenali Gejala Kanker Kulit, Waspada Tahi Lalat yang Muncul Mendadak

"Saya bukan anggota Brimob, saya anggota kepolisian yang pernah dinas di Sabhara Polda Metro, lalu dipindahkan ke Polres Depok. Sempat di Polsek Beji, kemudian saya juga hanya Binmas dan Sabhara saja biasa. Saya bukan anggota Brimob, ini fitnah. Saya juga bukan intelejen, saya enggak pernah di intelejen. Saya enggak pernah di reserse. Saya hanya Sabhara, polisi biasa, seorang dai," tuturnya.

Ayah lima anak ini meminta pihak yang menuduhnya sebagai intel dan anggota Brimob menyerahkan bukti.

Ia juga mengatakan kalau sejak dipecat dari kepolisian tahun 2009, ia hanyalah warga sipil biasa.

Merasa tuduhan sebagai intel dan anggota Brimob masih beredar, Sofyan mengaku akan menempuh langkah hukum.

Selain menempuh langkah hukum, ia mengajak Rizieq dan pihak lain yang melayangkan tudingan untuk melakukan sumpah Mubahalah.

"Saya mengajak kepada istri saya, anak-anak saya dan diri saya. Saya mengajak Mubahalah kepada Habib Rizieq Syihab dan kepada pihak siapa saja yang menuduh saya bahwa saya intelejen. Bahwa saya adalah rekayasa, bahwa ini adalah tuduhan zalim yang nanti kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT," tegas Sofyan.

Bila mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi V, Mubahalah merupakan doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memohon jatuhnya laknat Allah SWT atas siapa yang berbohong.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved