Istana Cendana Setelah 20 tahun Soeharto Lengser, Kini Hanya Kantor, Tak Ada Keluarga yang Tinggal

Seorang petugas mengatakan saat ini rumah hanya dipakai sebagai kantor, tidak ada keluarga yang tinggal di rumah tersebut.

Editor: Erik Sinaga
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Rumah Presiden ke-2 RI, Soeharto di Jalan Cendana nomor 6-8 Menteng, Jakarta Pusat. 

TRIBUNJAKARTA.COM- Masa kejayaan Orde baru selama 32 tahun Presiden Soeharto berakhir tepat seiring kerusuhan dan gelombang mahasiswa pada 21 Mei 1998 atau 20 tahun lalu. Rumah berkarakter militer di Jalan Cendana No 6-8, Menteng, Jakarta Pusat menjadi saksi bisu 32 tahun Presiden Soeharto mengendalikan pemerintahannya hingga akhirnya memutuskan mengakhiri masa kekuasaannya.

Saat Tribun mendatangi pada Senin (21/5) atau tepat 20 tahun lengsernya Soeharto, kediaman yang dikenal Rumah Cendana terlihat sepi.

Baca: Amien Rais Dipunggungi Saat Orasi Pendudukan DPR, Aktivis: Dia Mendompleng Reformasi

Rumah tersebut bercat hijau tua dan hijau muda dengan arsitektur rumah lama dengan banyak jendela. Tirai-tirai tersebut menutupi jendela-jendela berkaca gelap di lantai satu dan dua rumah itu. Namun, tak terlihat aktivitas apapun di balik kaca gelap tersebut.

Bagian atap rumah berbahan genteng. Namun, warna oranye bagian atap jenderal besar itu terlihat kusam dan berlumut.

Bagian depan rumah dibatasi pagar besi bercat kuning gading. Namun, cat pada pagar selebar sekitar 20 meter itu tampak memudar. Dua pohon besar nan lebat dan beberapa pohon lain memenuhi bagian depan. Sebuah sangkar burung besi di balik rimbun pohon tersebut tampak tak berpenghuni.

Baca: Cucu Aa Gym Meninggal Tiba-tiba, Kenali Beberapa Faktor yang Sering Bikin Bayi Meninggal Mendadak

Meski banyak pepohonan rindang di halaman rumah, tak banyak sampah dedaunan atau lainnya yang mengotori halaman rumah beraspal tersebut.

Di bagian tengah depan rumah tersebut tampak sebuah pos penjagaan dengan warna didomanisasi hijau tua seperti pos penjagaan militer. Terlihat dua orang petugas keamanan bersafari hitam duduk di pos tersebut. Sementara satu orang lainnya terlihat berjaga di sisi kanan halaman rumah. Tiga unit mobil dan satu unit motor terparkir di halaman rumah.

Dua orang petugas tersebut enggan berkomentar ketika ditanya perihal rumah tersebut dan tidak terlihat adanya aktivitas baik di dalam rumah maupun di sekitar rumah selain para petugas penjaga rumah. Di sebelah kanan pos terlihat tiga buah mobil beraneka merek terparkir.

Seorang petugas mengatakan saat ini rumah hanya dipakai sebagai kantor, tidak ada keluarga yang tinggal di rumah tersebut.

Di rumah tersebut, kini Rumah tersebut ditempati oleh sejumlah karyawan, mulai dari tukang kebun, petugas kebersihan, hingga petugas keamanan. Beberapa sudah mengabdi di rumah tersebut sejak era pemerintahan sang tuan rumah. Tugas mereka adalah merawat dan menjaga rumah. Sesekali anak-anak Soeharto berkunjung bergantian.

Baca: 14 Hari Berjuang Sembuh dari Luka Bakar, Remaja yang Dibakar Pacarnya Ini Meninggal Dunia

"Rumah emang kosong, saat ini hanya dijadiin kantor," ujarnya.

Ia mengatakan jika semenjak Soeharto tutup usia, jarang ada tamu yang mendatangi Rumah Cendana.

Dia juga mengatakan jika saat ini anak-anak Soeharto tidak ada yang tinggal di rumah tersebut.

"Anak-anaknya kan juga ga tinggal disini, sudah punya rumah masing-masing," katanya.

Meski begitu, rumah tersebut masih kerap digunakan keluarga untuk melakukan aktivitas rutin di Bulan Ramadan seperti Salat Tarawih dan Halal Bihalal. "Tarawih, halal bihalal keluarga besar, masih di rumah Pak Harto yang dulu, Cendana ini," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved