35 Tahun Jadi Pengacara, Hotman Paris Blak-Blakan Ungkap 'Masuk Fakultas Hukum Karena Buangan'
"Saya tuh masuk ke Fakultas Hukum karena buangan," imbuh Hotman Paris.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
"Saya tuh masuk ke Fakultas Hukum karena buangan," imbuh Hotman.
Ia mengungkapkan, sejak SMA dirinya yakin yang bakal kaya insiyur dan dokter.
"Cuma saya ini kan dari daerah, tes di ITB gak diterima," paparnya.
Saat itu, padahal dirinya telah mengarungi lautan untuk sampai ke Jakarta.
"Naik kapal laut dari Tapanuli, jam 2 subuh mau diturunin di Tanjung Priok," tukasnya.

Kemudian, Hotman dijemput oleh sang paman pada pukul 08.00 WIB.
Hotman diajak oleh sang paman ke daerah Kebayoran dan memperkenalkan dirinya terhadap gedung Sharinah dan Hotel Indonesia.
"Inilah gedung Sarinah, inilah Hotel Indonesia. Saya tak pernah lupa kata-kata itu karena 25 tahun kemudian, parkirlah Lamborghini dan Ferrarinya Hotman Paris di depan Hotel Indonesia," katanya.
Saat menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Parahyangan, Hotman menyadari dirinya berbakat.
Bahkan, Ia menjadi lulusan terbaik.
Baca: Ini Alasan Pasukan Gurkha, Tentara Paling Ganas yang Amankan Pertemuan Trump-Kim Jong Un
"Saya lulus cuma 3,5 tahun dan saat itu usia saya belum genap 21 tahun," ungkapnya.
Meraih prestasi tersebut membuat Prof Subekti mantan ketua Mahkamah Agung dan Retno Wulan memanggil pria kelahiran 20 Oktober 1959 itu untuk mewakili Fakultas Hukum Universitas Parahyangan bekerja di Bank Indonesia, bekerja tanpa testing.
Namun, siapa sangka bukannya bangga bekerja di Bank Indonesia, Hotman merasakan frustasi.
Hingga dirinya sempat mau bunuh diri dengan minum baygon.
Namun, hal tersebut diurungkannya ketika dirinya mendengar ketawa tukang becak di pinggir jalan.
"Di situlah saya tiba-tiba sadar. Tukang becak aja bisa ketawa-ketawa, apalagi saya pegawai central bank," tuturnya.
Dirinya kemudian berhenti konsumsi baygon dan mulai bangkit kembali.