Info Mudik 2018
Waspada Jalan Bergelombang dan Lubang di Jalur Pantura
PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pengelola jalan tol tersebut telah mengidentifikasi penyebab kemacetan dan menyimpulkannya menjadi tujuh faktor.
TRIBUNJAKARTA.COM - Semula ruas tol Jakarta hingga Palimanan tampak mulus nyaris tanpa ada lubang ataupun gelombang. Hanya ada kemacetan di tol Cikampek imbas pembangunan Light Rapid Transit dan kereta cepat hingga kilometer 40 atau di pintu tol Karawang Barat.
Kerap mengalami kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek? Bagi Anda yang merupakan penglaju Bekasi-Jakarta, kemacetan di ruas jalan tol ini mungkin sudah biasa. Kemacetan itu, terutama terjadi saat memasuki sekitar wilayah Cikarang dan Cikunir.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pengelola jalan tol tersebut telah mengidentifikasi penyebab kemacetan dan menyimpulkannya menjadi tujuh faktor.
Baca: Dongkol, Nikita Mirzani Sebut Via Vallen Ngaco Udah Banyak yang Bela Tak Mau Lapor Polisi
"Faktor pertama yaitu beban ruas jalan di beberapa segmen yang melampaui kapasitas jalan akibat beban lalu lintas yang tinggi," kata General Manager PT Jasa Marga (Persero) Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman saat pemaparan di kantornya, Gerbang Tol Cikarang Utama, Kamis (31/5/2018) kemarin.

Faktor kedua, tingginya jumlah kendaraan angkutan barang berupa truk yang rata-rata kelebihan kapasitas (overload). Hal itu berkontribusi besar terhadap gangguan lalu lintas karena kecepatan dan kemampuan manuvernya yang rendah.
Dia melanjutkan, faktor ketiga yaitu meningkatnya potensi kemacetan di Simpang Susun (SS) Cikunir. Sebab, titik itu merupakan pertemuan lalu lintas dari tiga arah karena terkoneksi dengan akses Jakarta Outer Ring Road Seksi Tanjung Priok (JORR E3).
"Faktor keempat yaitu ada beberapa proyek yang sedang dikerjakan dalam waktu bersamaan. Ada pengerjaan LRT, tol layang Jakarta-Cikampek, kereta cepat, dan pemeliharan rutin sehingga kapasitas jalan berkurang dan mengganggu pergerakan lalu lintas," ucap Raddy.
Faktor kelima, lanjutnya, jumlah kendaraan yang masuk ke rest area melebihi kapasitas sehingga menimbulkan antrean memanjang sampai jalur utama tol dan membuat kemacetan lalu lintas. Untuk penyebab keenam yaitu frekuensi gangguan kendaraan yang mogok, kerusakan onderdil, dan semacamnya.
Baca: Akhirnya, 300 Satpol PP Segel Bangunan di Dua Pulau Reklamasi
Adapun faktor ketujuh, imbuh Raddy, karena pengguna jalan membawa kartu e-toll dengan saldo yang kurang saat bertransaksi di gerbang tol.
Setelah melewati kemacetan itu, tim hampir tidak menemukan hambatan berarti hingga pintu keluar Palimanan. Namun, sebuah pemandangan yang kontras terjadi saat memasuki jalur Pantai Utara (Pantura). Jalan bergelombang, berlubang dan beberapa kerusakan terlihat jelas. Beberapa terlihat seperti baru saja ditambal aspal baru. Sementara beberapa lubang lainnya dibiarkan menganga sejak perbatasan Jawa Tengah hingga Kota Semarang.
Di jalur memasuki Brebes hingga Pemalang misalnya, aspal terlihat bergelombang di dua sisinya. Sementara saat memasuki Pemalang hingga Pekalongan, tampak aspal baru yang ditambal sepanjang tiga kilometer.
Ketika masuk melewati Kabupaten Pekalongan, lubang-lubang berukuran kecil dan sedang dibiarkan terbuka.
Seorang petugas kepolisian Polres Pekalongan yang berjaga meminta agar pengemudi memelankan laju kendaraan. Sebab, beberapa waktu belakangan, sering terjadi kecelakaan.
"Di sini, sering sekali kecelakaan. Soalnya, ada beda tinggi jalan dengan sisi paling kiri. Sehingga, harus lebih hati-hati," katanya kepada tim Tour De Java.
Baca: Argentina Tergantung Dewa Messi
Tetapi, bukan berarti jalur Pantura tidak laik untuk tetap menjadi pilihan bagi para pengemudi yang akan menghabiskan waktu berkumpul ketika lebaran tiba.
Tim Tour De Java yang melewati jalur tersebut saat kendaraan besar masih mendominasi, dapat menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Semarang secara lancar.
Pemudik, dapat beristirahat di puluhan SPBU yang tersebar di sepanjang jalur Pantura. Belum lagi, tempat peristirahatan sementara di warung-warung kecil untuk sekedar melepas lelah dan 'meluruskan badan'.
Jalan bergelombang yang seakan menjadi ciri khas Pantura, masih dapat dilalui oleh pengendara yang mengendarai mobil tipe MPV dan SUV secara baik. Meski harus penuh konsentrasi dan memastikan kendaraan dalam kondisi prima.
Di sisi lain, pemerintah menyiapkan rute tol yang sudah operasional dan yang masih berstatus fungsional. Pemudik yang akan menuju Semarang, akan melewati rute sepanjang 324,5 kilometer dengan menempuh 108,2 kilometer yang masih fungsional.
Pemudik dapat melalui rute Jakarta-Pejagan, kemudian meneruskan perjalanan dari tol Pejagan-Pemalang hingga Batang yang sudah beroperasi. Setelah Tol Batang, pemudik akan memasuki tol fungsional menuju Semarang tepatnya di daerah Krapyak.
Untuk tarif tol Jakarta-Semarang, yakni, Rp 173 ribu. Dengan rincian Jakarta-Cikampek Rp 15 ribu. Cikampek-Palimanan Rp 102 ribu, Palimanan-Kanci RP 12 ribu, Kanci-Pejagan Rp 24 ribu, Pejagan-Brebes Timur Rp 20 ribu. Sedang, tol yang berfungsi secara fungsional tidak akan dikenakan tarif.
Baca: Pemprov Banten Buat Akses Penghubung Banten ke Bandara Soekarno-Hatta
Tol Palimanan
Untuk diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memprediksi, kenaikan volume kendaraan tertinggi pada saat Lebaran 2018 terjadi di Gerbang Tol Palimanan. Pada saat terjadi puncak arus mudik, diperkirakan kenaikan mencapai 478 persen dari lalu lintas normal.
Sementara saat arus balik, peningkatan diprediksi mencapai 471 persen. Adapun arus lalu lintas normal berada pada kisaran 12.900 kendaraan per hari.
Untuk mengantisipasi tingginya kepadatan arus lalu lintas selama arus mudik dan balik, PT Lintas Marga Sedaya, selaku pengelola Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), telah menyiapkan sejumlah skenario.
"Tadinya, kemacetan itu hanya terjadi di gerbang, tetapi sekarang rest area juga," kata General Manager Operasi PT LMS Suyitno.
Menurut dia, pada saat pelaksanaan arus mudik lebaran tahun lalu, kepadatan tertinggi terjadi justru terjadi di area istirahat.
Ia mengatakan, saat itu pengelola terlambat mengantisipasi sehingga memberlakukan contraflow ketika telah mendekati pintu masuk area istirahat. Untuk tahun ini, contraflow akan diberlakukan dalam jarak tertentu jauh sebelum pintu masuk agar pengguna jalan memiliki langkah antisipasi untuk menghindari area istirahat yang padat.
"Kami juga akan tempatkan rubber cone di pintu masuk area istirahat agar tidak ada pengguna jalan yang memotong antrean," kata dia.
Baca: Antisipasi Melambungnya Harga Pangan, Pasar Tebet Gelar Sejumlah Bazar Murah
Jurus Pemecah Macet
1. Contraflow di area istirahat
a). Area istirahat Km 86. Bukaan mulai dari Km 85+800 sampai dengan Km 87+400 (1,6 km). 170 buah rubbercone disiapkan.
b). Area istirahat Km 101 dan 102. Bukaan mulai dari Km 100+200 sampai dengan Km 103+600 (3,4 km). 350 buah rubbercone disiapkan.
c). Area istirahat Km 130. Bukaan mulai dari Km 129+650 sampai dengan Km 132+000 (2,35 km). 245 buah rubbercone disiapkan.
d). Area istirahat Km 164 dan 166. Bukaan mulai dari Km 162+800 sampai dengan Km 169+400 (6,6 km). 670 buah rubbercone disiapkan.
2. Pengalihan arus lalu lintas
a). Saat arus mudik, bila terjadi antrean kendaraan GT Palimanan mencapai 5 kilometer, kendaraan akan diarahkan keluar lewat GT Sumberjaya.
b). Saat arus balik, bila terjadi antrean kendaraan di Km 66 (Tol Japek), kendaraan akan dialihkan keluar lewat GT Kalijati dan GT Subang.
3. Pengaturan parking bay di Km 153A, Km 155B dan bekas GT Cikopo. (TourdeJavaTribun)
Baca: Begini Doa SBY di Depan Ribuan Masyarakat Binjai: Adinda Edy Rahmayadi Kiranya Dirahmati Allah