Lebaran Sebentar Lagi, Yuk Simak Niat dan Tata Cara Salat Idul Fitri Berjamaah atau Sendirian!

TRIBUNJAKARTA.COM -  Sebentar lagi, umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Perayaan tersebut biasa diikuti dengan pelaksanaan Salat Idul Fitri di pagi hari.

Hukum salat Ied adalah sunnah muakad.

Meskipun tidak wajib, tetapi salat Ied sangat dianjurkan, karena Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkannya hingga ia wafat.

Sahabat juga meneruskan tradisi itu di kemudian hari.

Seperti TribunJogja.com kutip dari NU Online, seluruh umat Islam yang tidak ada uzur, termasuk wanita yang sedang berhalangan, dianjurkan untuk keluar rumah agar dapat merayakan kebaikan bersama kaum muslimin lainnya.

Terkait pelaksanaan salat Id, ada beberapa teknis yang berbeda dari salat lainnya.

Waktu dilaksanakannya dimulai sejak matahari terbit hingga masuk waktu Dzuhur. 

Berbeda dari salat Idul Adha, yang dianjurkan untuk mengawalkan waktu, demi memberi kesempatan yang banyak bagi yang ingin berkurban, salat Idul Fitri justru disunahkan memperlambatnya. 

Baca: Ketahuan Mencuri Zakat di Masjid Kawasan Citeureup, Lelaki Ini Nyaris Diamuk Warga

Ini untuk memberi kesempatan bagi mereka yang belum berzakat fitrah.

Salat Ied dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan setelahnya terdapat khutbah. 

Namun bila terlambat datang atau ada halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah, daripada tidak sama sekali.

Berikut tata cara salat Ied seperti dilansir NU Online:

1. Niat

Bacaan niat salat Idul Fitri adalah:

"Ushallî rak‘ataini sunnata li ‘îdil fithri” (kalau dilaksanakan sendirian). 

Ditambah “imâman” kalau menjadi imam, dan “makmûman” kalau menjadi makmum.

Lengkapnya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala”

2. Salat dimulai tanpa adzan dan iqamah (karena tidak disunahkan), tetapi hanya dengan menyeru "ash-shalâtu jâmi‘ah".

Baca: Demi Bagi THR, Nikita Mirzani Bongkar Pengorbanannya, Netter Beri Peringatan Menohok

3. Takbiratul ihram dan dilanjutkan membaca doa iftitah, kemudian disunahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama. 

Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

4. Membaca Surat al Fatihah, kemudian dianjurkan membaca Surat al-Ghâsyiyah. 

5. Setelah itu ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.

6. Dalam posisi berdiri di rakaat kedua, membaca takbir lagi sebanyak lima kali sambil mengangkat tangan.

Di antara takbir itu, baca doa seperti yang dijelaskan pada poin 3.

Lalu dilanjutkan membaca Al Fatihah dan seterusnya hingga salam.

Setelah salat selesai, jemaah dianjurkan untuk mendengarkan khutbah terlebih dahulu, kecuali bila salat Id dilaksanakan sendiri.

Hadits Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengungkapkan:

السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس

“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)

Pada khutbah pertama khatib disunahkan memulainya dengan takbir sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali. (*) 

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Idul Fitri 2018, Inilah Niat dan Tata Cara Lengkap Salat Idul Fitri Berjamaah atau Sendirian