Perjuangan Kakek Arwan, Puluhan Tahun Berjualan Kopi di Atas Kursi Roda
Meskipun harus tidur di kolong flyover wajahnya tetap murah senyum dan tak terlihat raut kesedihan.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Rr Dewi Kartika H
Arwan mengatakan pernah berjualan kopi seduh, namun karena kesulitan membawa termos menggunakan kursi rodanya, termos itu jatuh serta pecah bagian dalamnya , dan ia tak pernah membeli lagi.
Baca: Si Jago Merah Hanguskan Sebuah Rumah Makan Padang di Pulo Gadung
Sejak kira-kira tahun 2000-an hingga saat ini, ia berjualan kopi mentah sasetan.
Lapak utamanya adalah di kolong flyover Ciputat dan di Lapangan Alap-alap dekat Stasiun Sudimara, Ciputat.
Ia kerap bulak-balik dua tempat itu, tentu dengan kursi rodanya.
Pria beralamat KTP Pancoran, Jakarta Selatan itu berjualan demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan mengisi waktu.
Baca: Dianggap Lecehkan Perempuan di Twitter, Said Didu Sampaikan Permohonan Maaf
"Kan bosan kalau diam saja," ujarnya, lagi-lagi sambil tersenyum.
Meskipun berjualan kopi saset setiap harinya dan harus tidur di kolong flyover serta pinggir-pinggir jalan, wajahnya tetap murah senyum dan tak terlihat raut kesedihan.
Saat ini di hari Lebaran, pria yang mengenakan topi bundar itu libur berjualan kopi.
Biaya hidupnya didapat dari orang-orang yang memberikan zakat berupa uang padanya.
Tetapi ia mengatakan setelah satu minggu Lebaran, ia akan berjualan lagi.
"Nanti abis seminggu, baru beli kopi grosiran, beli harga seribu, jual dua ribu," ujarnya.