Punya Fasilitas Lengkap dan Terbesar se-Asia Tenggara, Terminal Bus Pulo Gebang Masih Sepi Penumpang

Meski diklaim sebagai terminal terbesar se-Asia Tenggara, hal itu tidak membuat Terminal Pulo Gebang diminati oleh para pemudik yang menggunakan bus.

Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar
Suasana Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (19/6/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar

TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Terminal Terpadu Pulo Gebang, yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur, disebut sebagai terminal bus terbesar se-Asia Tenggara.

Terminal ini lebih modern dibandingkan terminal bus antarkota antarprovinsi (AKAP) lainnya di Ibu Kota Jakarta.

Bentuk dalamnya terkesan lebih menyerupai mal ketimbang sebuah terminal bus.

Di dalamnya ada fasilitas lift, eskalator, pintu otomatis, dan kamera pengawas atau CCTV.

"Ini (fasilitas dan layanan) dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung terminal. Ini bagian dari pelayanan kami pada masyarakat," ujar Kepala Terminal Pulo Gebang, Ismanto.

Pemudik yang menunggu jadwal keberangkatan di Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur
Pemudik yang menunggu jadwal keberangkatan di Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur (TribunJakarta/Nawir Arsyad Akbar)

Lantainya berkeramik dan punya fasilitas pendingin (AC) di ruang tunggu penumpang.

Dibangun pada 2010, Terminal Pulo Gebang memiliki empat blok gedung di paling atas. Tiap blok punya fungsi berbeda.

Pertama, Blok A. Gedung ini diperuntukkan bagi tempat istirahat awak bus AKAP, yang luasnya mencapai 996,1 meter persegi.

Selanjutnya Blok B, yang difungsikan sebagai ruang tunggu penumpang, yang merupakan area keberangkatan bus AKAP.

Blok ini memiliki 9 pintu dengan jumlah jalur 28 unit bus, dan memiliki luas 1.824 meter persegi.

Deretan bus di Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (13/6/2018).
Deretan bus di Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (13/6/2018). (TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar)

Blok C merupakan gedung bagi area kedatangan bus AKAP dan bus dalam kota.

Luasnya 2.880 meter persegi, memiliki 14 pintu, dan 16 jalur bus dalam kota dan di sini dapat menampung 58 bus dalam kota.

Blok D merupakan gedung bagi area bus transjakarta yang memiliki dua jalur.

Luasnya mencapai 409,15 meter persegi. Blok itu merupakan tempat beroperasinya transjakarta koridor 11, yang melayani rute Kampung Melayu-Pulogebang.

Total terminal ini memiliki empat lantai dan lantai mezzanine.

Setiap lantai berbeda-beda peruntukannya.

Lantai satu, misalnya, terdapat Masjid Darul Musyafirin.

Lokasinya bersamaan dengan sejumlah fasilitas lain, seperti area komersial, ruang loker, toilet, dan lainnya.

Di atasnya adalah lantai mezzanine.

Di situlah tempat untuk loket tiket bus AKAP, bus transjakarta, ruang pengumuman, dan fasilitas umum lainnya.

Pemudik yang menunggu jadwal keberangkatan di Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (7/6/2018).
Pemudik yang menunggu jadwal keberangkatan di Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (7/6/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/NAWIR ARSYAD AKBAR)

Berikutnya, lantai dua, merupakan ruang tunggu penumpang dengan fasilitas posko terminal, posko kesehatan, dan ruang laktasi (ibu menyusui).

Lengkap pula dengan fasilitas mengisi ulang daya ponsel.

Lantai tiga, nantinya merupakan lokasi bagi foodcourt dan tempat untuk 54 kios, ruangan toilet, dan lainnya.

Untuk lantai empat jadi kantor pengelola terminal, bersamaan dengan ruang perwakilan untuk PO bus dan control room.

Terminal ini memiliki area parkir yang tersedia untuk mobil, park and ride , sepeda motor, dan taksi. Untuk kapasitas bus AKAP, terminal ini dapat menampung lebih kurang 80 bus.

Meski diklaim sebagai terminal terbesar se-Asia Tenggara, hal itu tidak membuat Terminal Pulo Gebang diminati oleh para pemudik yang menggunakan bus.

Satu diantara alasan mengapa jumlah pemudik pada arus mudik dan arus balik di Terminal Pulo Gebang sedikit adalah, sulitnya akses menuju terminal tersebut.

Hal tersebut juga diamini oleh beberapa pemudik yang baru saja kembali dari kampung halamannya.

Menurut mereka, akses angkutan umum di sekitar Terminal Pulo Gebang sedikit, sehingga merepotkan beberapa pemudik yang ingin datang atau pulang.

Suasana Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (19/6/2018).
Suasana Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (19/6/2018). (TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar)

"Angkutan umumnya susah di sini. Ada TransJakarta tapi jauh naiknya, minta jemput keluarga kasihan kejauhan," ujar Lukmiawati, satu diantara pemudik.

Berdasarkan data yang ada di pusat informasi, pada puncak arus mudik Lebaran pada Selasa (12/6/2018), Terminal Pulo Gebang memberangkatkan sebanyak 11.832 pemudik.

Sedangkan, pada puncak arus mudik di Terminal Kampung Rambutan pada Rabu (13/6/2018), memberangkatkan sebanyak 16.022 pemudik.

Perbedaan jumlah pemudik pada arus balik kedua terminal tersebut juga terlampau sangat jauh.

Pada H+2 Lebaran, Senin (18/6/2018), Terminal Pulo Gebang kedatangan pemudik sebanyak 3.971 pemudik.

Sedangkan, Terminal Kampung Rambutan menerima kedatangan pemudik pada hari yang sama sebanyak 22.044 penumpang bus.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved