Game DreadOut asal Indonesia akan Diangkat Menjadi Film Layar Lebar
Kimo mengatakan, ia amat bangga akhirnya bisa mengisahkan cerita game yang bergenre horor tersebut ke layar lebar.
Penulis: Ananda Bayu Sidarta | Editor: Erik Sinaga
Menurut dia, cukup berat tugas yang diembannya lantaran harus menjaga ekspetasi berlebih dari penggemar game-nya.
"Itu beban banget sih buat gua. Kenapa gua mau? Karena memang game-nya populer di Amerika, dan gua lihat di Indonesia selama ini film horor itu dari urband legend, bukan dari game. Gua pengin memperkenalkan game ini lewat filmnya," kata Kimo.
Sementara itu, Imron mengungkapkan alasannya menerima tawaran Kimo. Secara sederhana, kata Imron, ia adalah penggemar Mo Brother--sebutan duo sutradara Kimo dan Timo Tjahjanto.
"Karena saya fans-nya Mo Brother. Jadi kalau diplot oleh sutradara lain, kami tutup mata dulu," kata Imron.
Imron mengatakan bahwa visi yang sesuai menjadi pertimbangan pihaknya menerima game itu digarap oleh Kimo.
Selain itu, kata Imron, tidak banyak pelaku film yang mengapresiasi game untuk dijadikan film.
"Semoga pendekatan Dreadout lewat film, bisa memperluas game-nya lagi ke depan.
• Calon Wapres Prabowo Sudah Mengerucut, Sandiaga Uno: Tak Ada Kejutan
Mungkin kita enggak perlu global market lagi, tapi lokal market saja sudah cukup," kata Imron.
Selain kerja sama antara GoodHouseID dengan Digital Happiness, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga ikut andil.
Kepala Bekraf, Triawan Munaf, mengaku mengapresiasi dan mendukung pembuatan game itu menjadi sebuah film layar lebar.
"Ini cita-cita juga dari Bekraf. Game yang sukses secara internasional kemudian dibuatkan film oleh Kimo," kata Triawan.
"Ini tantangan beda lagi. Pas film dibuat, penggemar game pasti menuntut hasil yang luar biasa dan lebih, mereka enggak mau kecewa," sambung dia.