Masalah Kali Item, Pengadaan IPAL Komunal dan Pengolahan Limbah

Pengadaannya harus mencakup sejumlah saluran pembuangan rumah tangga yang mengalir langsung ke sungai atau kali.

TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Aliran Kali Sentiong di dekat Wisma Atlet Kemayoran, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (10/7/2018). 

Untuk membangun IPAL Komunal yang bisa mencakup sekira 150 rumah tangga, diperlukan lahan sebesar 400 meter persegi.

"Lahan sih sebenernya nggak perlu banyak, 400 meter (persegi) aja sebenernya sudah bisa bangun untuk 150 rumah tangga. Ini yang sedang kita kejar," kata Teguh.

Saat ini, Dinas SDA terbilang kesulitan mencari lokasi yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan IPAL Komunal dikarenakan susahnya menggunakan lahan warga di sejumlah lokasi.

Karenanya, Dinas SDA berencana menggunakan lahan yang merupakan aset mereka sebagai tempat pembangunan IPAL Komunal.

Teguh menjelaskan, selain lahan yang merupakan aset Dinas SDA, lahan-lahan lain seperti kantor pemerintahan sebenarnya mumpuni untuk dimanfaatkan sebagai tempat pembangunan IPAL Komunal.

"Bisa kan aset kami ada di lima wilayah kota. Sebenarnya katakanlah seperti RPTRA juga ada kemudian juga kantor camat, kantor pemerintahan, itu kan bisa kita gunakan. Kalo lahan warga susah. Nggak bakal mau, kalo dibeli juga susah. Ini yang jadi pemikiran bersama," beber Teguh.

Tak hanya itu, zona pembuangan limbah milik pemerintah pusat pun, menurut Teguh bisa dimanfaatkan bila sudah terealisasikan nantinya.

"Bahkan sebenarnya pemerintah pusat juga punya zona sewerage. Untuk Zona 0, Zona 5, Zona 6, Zona 8 yang di Duri Kosambi, Pulo Gebang, Pluit, tapi sampai sekarang belum terealisasi," ujarnya.

Setelah 10 IPAL Komunal di tahun ini, pembangunan IPAL Komunal akan ditambahkan mulai 2019.

Teguh menyebut, IPAL Komunal yang dibangun nantinya akan sangat efisien dengan cakupan lintas wilayah.

IPAL Komunal akan dibangun di lima wilayah DKI Jakarta, dengan sistem perpipaan yang tersambung ke rumah-rumah sehingga pengelolaan limbah secara keseluruhan menjadi lebih efisien.

"Yang pasti pembangunan terus berjalan, cuman kita akan fokus dengan percepatan dengan kualitasnya dan kuantitasnya. Sekarang sedang kita hitung. Katakanlah misalnya di Kampung Rambutan ada waduk sekitar 15 hektar. Kalo hanya membutuhkan 400 meter Jakarta Barat, Timur, Selatan bisa mencukupi berapa. Itu yang akan kita kejar," jelas Teguh.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved