Dicecar Najwa Shihab Soal Pemimpin Jakarta Dianggap Langgar Komitmen, Ini Jawaban Anies Baswedan

Anies Baswedan buka suara terkait pemimpin jakarta yang dianggap tak berkomitmen karena meninggalkan kursi sebelum waktu jabatannya seleasai.

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/LEO PERMANA
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditemui usai menghadiri acara di Monas, Selasa (14/8/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Saat Jokowi maju ke kursi capres tahun 2014 lalu, ia dikritik banyak pihak lantaran dianggap belum menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia hanya menjabat selama dua tahun, dari tahun 2012 hingga 2014.

Kini dengan pola yang sama, giliran Sandiaga Uno yang dianggap meninggalkan Jakarta, namun sudah menyabet kursi cawapres Prabowo Subianto. Sandiaga Uno sendiri menjabat hampir satu tahun, terhitung dari Oktober 2017 hingga saat ini.

Tak jarang publik menganggap pemimpin Jakarta dengan mudah meninggalkan tugas yang diembannya dan melanggar komitmen yang dulu pernah dijanjikan saat maju menjadi cagub atau cawagub DKI Jakarta.

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, yang kini ditinggal oleh pendampingnya memberi tanggapan atas peristiwa tersebut.

Dilansir dari kanal YouTube Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa yang berjudul Drama Orang Kedua, Rabu (15/8/2018), Anies Baswedan menceritakan awal mula Sandiaga Uno ditawarkan menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Ia mengaku, justru awalnya tawaran kursi cawapres tersebut ditujukan untuk dirinya.

Namun ia menegaskan untuk menolak tawaran tersebut.

"Suatu saat saya bertemu Bang Sandi dan yakin, saya sampaikan tidak (menerima tawaran cawapres)," jelas Anies Baswedan.

Prabowo subianto sendiri, lanjut Anies, mengetahui hal tersebut dan akan putar arah untuk memanggil Sandiaga Uno.

"Waktu itu Pak Prabowo memang menyampaikan, 'Kalau misalnya Pak Anies tidak bersedia, maka saya akan mengundang Pak Sandi'. Jadi memang prosesnya begitu," jelas Anies Baswedan.

Anies Baswedan mengaku ia baru tahu pencalonan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat mereka bertiga bertemu.

Anies Baswedan : Harusnya Pagi Ini yang Melepas Obor Asian Games Sandiaga Uno

Teka-teki Wagub DKI Pengganti Sandiaga, Anies Baswedan Sebut Kini Mengerucut Jadi 3 Nama

Disebut Relakan Sandiaga Jadi Cawapres dan Dukung Prabowo Karena Utang Budi, Ini Jawaban Anies

"Sebelumnya Anda tidak pernah tahu bahwa sesungguhnya cadangannya adalah wakil Anda sendiri?" tanya Najwa Shihab sang pemandu acara.

"Tidak (tahu), dan memang tidak ada diskusi itu. Saya rasa memang Pak Prabowo juga tidak pernah memberikan daftar nama (cawapres)," ucap pria berusia 49 tahun itu.

Kendati demikian ia mengaku tak terkejut dengan putusan Prabowo Subianto itu.

Ia yakin Prabowo Subianto dan timnya sudah mempertimbangkan secara matang.

"Dalam proses pencalonan ini tentu ada pertimbangan elektoral, pertimbangan politis, dan lain-lain, pasti sudah mempertimbangkan banyak hal," jelas mantan menteri pendidikan ini.

Lebih lanjut, Anies menceritakan bahwa ia bersedia melanjutkan tugas di Jakarta dan memberi restu Sandiaga Uno maju ke kursi cawapres.

Sebab ia meyakini itu bagian dari hak politik Sandiaga Uno sendiri.

"Tanggung jawab untuk menuntaskan Jakarta itu kami sampaikan berdua. Artinya kalau dua-duanya pergi ya masalah. Sandi kan sedang menjalankan tugas bernegara hari ini, melaksanakan panggilan untuk ikut dalam proses pemilihan, bagi saya, bagian saya untuk menuntaskan apa yang sudah kita janjikan," jelasnya.

"Pada waktu itu, menurut saya komitmen dari Bang Sandi luar biasa. (dia tanya) 'Pak Gub, gimana ada undangan ini?' Saya katakan bahwa itu hak politiknya Bang Sandi, dan Bang Sandi boleh ambil keputusan," sambungnya.

Terkait pencalonan wakilnya, lantas Najwa Shihab mempertanyakan komitmen pemimpin Jakarta.

"Mas Anies, Anda merasa kepemimpinan Jakarta itu cukup tunggal saja ya? Jadi komitmen itu cukup diwakili oleh satu orang saja, walaupun yang berjanji dua orang?" tanya Najwa Shihab.

Tak langsung menjawab, suara tertawa penonton sempat memecah keheningan diskusi.

Anies Baswedan pun menjawab kepemimpinannya bukan tunggal, melainkan dwi tunggal.

"Ini dwi tunggal sebenarnya. Jadi kita saling mengisi dan yang harus kita sadari dalam perjalanan waktu tentu ada situasi-situasi di mana kita berbeda dengan apa yang direncanakan," ujar Anies Baswedan.

VIDEO: Ketika Anies Baswedan Bersepeda di Venue Balap Sepeda di Velodrome

Kedua Anak Anies Baswedan Ikut Hadiri Kirab Obor Asian Games 2018 di Balai Kota DKI Jakarta

Cerita Joko Avianto, Seniman Pembuat Getah-getih yang Diminta Langsung Oleh Anies Baswedan

Terkait 'penyimpangan' Sandiaga Uno, Anies Baswedan merasa rekannya itu juga tidak memprediksikan pencalonan tersebut sebelumnya.

"Saya rasa Bang Sandi pun tak pernah mengira akan ada persimpangan seperti ini. Sama seperti saya juga menghadapi situasi seperti itu," imbuhnya.

Tim Mata Najwa pun menampilkan rekaman pernyataan keduanya sebelum pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu, bahwa mereka diminta Prabowo Subianto untuk mengurus DKI Jakarta selama lima tahun.

"Pak Prabowo meminta Anda dan Sandiaga Uno berkomitmen untuk Jakarta selama lima tahun. Tapi kemudian dalam perjalanannya, Pak Prabowo juga yang meminta Anda dan kemudian Sandiaga Uno, untuk melanggar komitmen itu. Bagaimana memaknainya?" tanya Najwa Shihab.

Anies Baswedan hanya menjelaskan mengenai pembagian tugas dan posisinya yang saat ini masih memegang Jakarta.

"Karena itu saya sampaikan, 'kita bagi tugas dah'. Kalau bagi saya ya, saya jalankan ini. Karena itu sebagai pembicaraan bertiga. Dan dari awal saya sudah mengatakan bahwa semua yang saya janjikan itu semua lewat lisan saya, yang nanti akan saya harus pertanggungjawabkan,"

Najwa Shihab masih mempertanyakan terkait komitmen pemimpin Jakarta, terlebih dulu kubu Prabowo Subianto dan Gerinda pernah mengkritik kepemimpinan Jokowi di Gubernur DKI Jakarta yang tak memegang komitmen untuk mengurus Jakarta hingga selesai.

"Bagaimana kemudian sekarang ketika akhirnya kadernya sendiri yang istilahnya diwakafkan, justru kemudian melakukan hal yang sama yang ketika waktu tiu dikritiknya?" tanya Najwa Shihab.

Anies Baswedan menjawab hal tersebut bisa dibicarakan lebih jauh dengan yang bersangkutan, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Namun ia menjelaskan setidaknya dia tetap ada dan tidak meninggalkan Jakarta.

"Kami, saya paling tidak, ada tetap di situ. Tetap melaksanakan tugas-tugas itu. Tetap melaksanakan janji itu. Kami tidak pergi, kami tidak tinggalkan Jakarta. Saya akan lunasi semua yang menjadi janji kita," jelas Anies Baswedan.

Ia menuturkan, pemimpin bisa berubah, namun rencana untuk Jakarta tidak pernah berubah.

"Kami ingin juga masyarakat menyadari, bahwa sering kali kita membuat rencana, di dalam perjalanan waktu, ketemu dengan kenyataan-kenyataan di mana kita harus mengubah rencana," papar Anies Baswedan.

"Tapi yang pasti rencana kita untuk Jakarta tak berubah. Orangnya bisa berubah, tapi rencananya tidak," tandasnya.

Sepi Ditinggal Sandiaga, Anies Baswedan: Dia Senang Agenda Olahraga

Anies Baswedan Tinjau Revitalisasi Pasar Kramat Jati yang Kini Modern

Gubernur Anies Yakin Wakil Gubernur DKI Jakarta Pengganti Sandiaga Uno Profesional

Tanpa Sandiaga Uno

Sebelumnya, Prabowo Subianto resmi mendeklarasikan Sandiaga Uno sebagai cawapresnya untuk Pilpres 2019 pada Kamis, (9/8/2018).

Maju sebagai cawapres, Sandiaga Uno akan mundur dari jabatan sebelumnya, yakni Wagub DKI Jakarta.

Diwawancarai terpisah oleh TribunJakarta.com, Anies Baswedan pun membeberkan suasana kerja tanpa dampingan Sandiaga Uno.

Ia mengaku tidak kewalahan meski saat ini belum ada sosok yang menggantikan posisi Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.

"Enggak (repot), jadi gini kalau di dalam pemerintahan itu setiap tugas ada birokrasi yang menangani. Karena itulah kenapa ada struktur organisasi. Struktur itu berfungsi agar siapapun yang ada di tempat itu maka pekerjaan bisa tuntas," kata Anies Baswedan di Rawamangun Jakarta Timur Senin, (13/8/2018).

Anies mengakui ada beberapa perbedaan selama dirinya didampingi oleh Sandiaga Uno dalam bertugas hingga saat ini.

Anies menuturkan bahwa ada penyesuaian yang dilakukan dari segi tugas dan waktu ketika kursi Wakil Gubernur ditinggal Sandi.

Soal Pengganti Sandiaga Uno, Anies Baswedan Tunggu Keputusan Presiden

Waktu SMA Datang ke Jakarta Demi Bertemu Emil Salim, Anies Baswedan Ceritakan Kejadian Unik

Anies Baswedan Tulis Kata Perpisahan Hingga Foto Berpelukan, Sandi: Perjuangkan Sesuatu Lebih Besar

"Minimal kalau ada kegiatan satu hari 10 (agenda), saya bisa disposisi. Sebagian (oleh) Wakil Gubernur sebagian Gubernur. Ini fakta yang temen-temen saksikan. Sekarang saya belum bisa tuh disposisi ke wakil, karena belum ada wakil. Pasti akan menyita waktu lebih banyak," katanya.

Sebelumnya, Sandiaga Uno sudah mengajukan surat pemberhentian tugasnya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta lantaran mendaftarkan diri sebagai calon wakil presiden 2019 mendatang.

Terkait hal ini, Anies mengaku belum bisa memastikan berapa lama kursi wakil gubernur DKI Jakarta akan kosong.

Pasalnya, dirinya harus menunggu ketetapan yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenai perihal tersebut.

"Harus ada rapat paripurna DPRD. Setelah paripurna ditetapkan, kemudian mengirim surat ke Gubernur. Dari situ kemudian Gubernur kirimkan ke Presiden, dan proses penggantian sesudah pemberhentian Sandi ditetapkan Presiden. Jadi sebelum ada ketetapan dari presiden, maka belum bisa ada proses," kata Anies Baswedan.

Video bisa disaksikan di sini:

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved