Pilpres 2019
Pidato Zulkifli Hasan Bawa Emak-emak Kritik Ekonomi Era Presiden Jokowi, Pendukung Anggap Genit
Pidato Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di hadapan Presiden Jokowi penuh dengan terminalogi kampanye. Ketua Umum PAN itu dianggap genit.
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Politikus Partai Golkar Mukhamad Misbakhun menilai pidato Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat sidang tahunan MPR 2018 penuh muatan kampanye.
"Saya menyatakan pidato Ketua MPR tidak etis, diucapkan dalam sebuah pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus," ucap Misbakhun di kompleks DPR-MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).
Menurut dia pidato yang diucapkan Zulkifli di hadapan Presiden Joko Widodo penuh dengan terminalogi kampanye untuk mengkritik pemerintah.
"Pemerintah telah memberikan penjelasan yang memadai tentang permasalahan yang disampaikan. Jadi harus ada kebesaran hati sebagai ketua lembaga MPR jangan menggunakan lembaga ini dan acara kenegaraan untuk memasukan materi kampanye," ujar Misbakhun.
Misbakhun mengimbau Zulkifli agar berkampanye pada tempat yang tepat, bukan saat memberikan pidato kenegaraan yang seharusnya ikut turut menunjukkan sikap kenegarawan di hadapan masyarakat.
• Ibadah Haji di Tanah Suci, Maruf Amin Enggan Komentari Tudingan Mahfud MD
"Silakan berkampanye, tapi jangan menggunakan (pidato kenegaraan). Silakan berkampanye walau masanya belum waktunya," ucapnya.
Saat berpidato, Zulkifli yang juga Ketua Umum PAN sempat menyinggung permasalahan ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini.
"Sebagai wakil rakyat dan Ketua MPR saya menegaskan tak ada kemerdekaan di dalam kemiskinan dan tak ada kemerdekaan tanpa keadilan sosial," kata Zulkifli dalam pidatonya.
Zulkifli mengatakan terdapat tiga persoalan ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Pertama, soal kesenjangan.
"Selain itu turunnya pendapatan masyarakat," katanya.
Permasalahan ketiga yakni kestabilan harga. Pemerintah menurut Zulkifli harus dapat mengendalikan harga kebutuhan rumah tangga sehingga daya beli masyarakat terjaga.
"Bapak Presiden ini titipan emak-emak, titipan rakyat Indonesia, agar harga harga terjangkau," pesan Zulkifli.
Pidato Zulkifli dianggap tak pantas
Sekjen Partai NasDem Johnny G Platte memiliki pendapat soal pidato Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.
Ia menilai pidato yang disampaikan Zulkfli di hadapan Presiden Jokowi itu tidak pantas.
"Kita lihat itu pidato Pak Ketua MPR terlalu genit. Karena pidato itu melebihi tugas MPR. Itu tugas DPR pengawasan, bukan tugas MPR," kata Johnny ditemui usai sidang tahunan.
"Jadi itu genit. Apalagi kalau mau menilai kinerja kabinet, lebih genit lagi, tidak layak. Harusnya pidato Ketua MPR sesuai fungsi dan tugas MPR. Itu seharusnya," tambah dia.
Selain keluar dari fungsinya, menurut dia kritik Zulkifli juga keliru. Zulkifli menyebut kesenjangan menurun karena turunnya penghasilan masyarakat kelas atas.
• Luhut Beberkan Alasan AHY Tak Jadi Cawapres: Prabowo Tidak Nyaman Secara Psikologis
Menurut anggota Komisi XI DPR ini, kesenjangan justru menurun karena naiknya pendapatan masyarakat kelas bawah.
"Dengan naiknya masyarakat kelas bawah, tingkat disparitas mengecil. Tak seperti yang ketua MPR sampaikan. Ketua MPR menafsirkan dari satu sisi dan itu bagian dari ilusi politik," kata dia.
Sementara itu, mengenai harga bahan pokok yang kerap naik di era pemerintahan Jokowi, Johnny tak membantahnya.
Namun menurut dia, menurunkan harga bahan pokok memang tidak mudah.
"Harga bahan pokok nyata, tapi ilusi kalau jadi Presiden terus menurunkan harga-harga itu. Itu mekanisme pasar. Itu bagian dari ilusi juga. Itu masalah bangsa yang harus diatasi bersama," kata dia.
Titipan 'Emak-emak'
Dalam pidatonya Zulkifli Hasan sempat menyinggung permasalahan ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini.
"Sebagai wakil rakyat dan Ketua MPR saya menegaskan tak ada kemerdekaan di dalam kemiskinan dan tak ada kemerdekaan tanpa keadilan sosial," kata Zulkifli dalam pidatonya.
Zulkifli mengatakan terdapat tiga persoalan ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Pertama yakni masalah kesenjangan.
• Anies Masih Tunggu Ketetapan Presiden Jokowi Soal Pergantian Wakil Gubernur DKI Jakarta
"Selain itu turunnya pendapatan masyarakat," tambahnya.
Selain itu permasalah ketiga yakni kestabilan harga. Pemerintah menurut Zulkifli harus dapat mengendalikan harga kebutuhan rumah tangga sehingga daya beli masyarakat terjaga.
"Bapak Presiden ini titipan emak-emak titipan rakyat Indonesia agar harga harga terjangkau," ucap dia.