Pilpres 2019

Kartu Anggota NU Seusai Kunjungi PBNU, Prabowo Subianto Minta Restu

Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melanjutkan safari politik sebelum masa kampanye Pilpres 2019 dimulai.

Editor: ade mayasanto
TRIBUNNEWS/ILHAM RIAN PRATAMA
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketum PBNU Said Aqil Siradj di Markas PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Senin (16/7/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melanjutkan safari politik sebelum masa kampanye Pilpres 2019 dimulai.

Setelah Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, giliran kantor ormas Islam terbesar di Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU) di Kramat Raya, Jakarta Pusat, yang mereka datangi, pada Kamis (16/8/2018).

Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra datang dengan menumpangi mobil Lexus putihnya.

Dia tampil dengan setelan baju safari berwarna coklat dan peci hitam.
Sementara, Sandiaga mengenakan kemeja lengan panjang warna biru juga dengan peci hitam di kepala.

Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani turut mendampingi pasangan bakal capres-cawapres dari koalisi Gerindra, PAN dan PKS tersebut.

Dan mereka diterima langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj dan jajaran.

Seusai pertemuan sekitar 1,5 jam, Said Aqil menuturkan bahwa pertemuan tersebut sebagai bentuk silahturahim dan menjaga tali persaudaraan.
Sejumlah hal berkaitan dengan masalah ekonomi dan kemiskinan turut dibahas dalam pertemuan tersebut.

Said Aqil juga berjanji akan memberikan kartu tanda anggota NU kepada Prabowo.

"Insya Allah lagi disiapkan kartu anggota NU untuk Pak Prabowo," ujar Said Aqil yang disambut tawa.

Said Aqil mengungkapkan, Sandiaga Uno telah lebih dulu mendapatkan kartu anggota NU pada Ramadan lalu.

"Saya kan Uno. N O. Nahdlatul Olama," seloroh Sandiaga seraya tersenyum.

Dalam kesempatan itu, Said Aqil juga menyinggung perihal dirinya yang pernah menyebut Mahfud MD adalah bukan kader NU pada saat beredarnya kabar nama Mahfud MD menjadi kandidat terkuat pendamping capres Jokowi.

Said Aqil menegaskan memang Mahfud MD adalah warga NU. Namun, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut bukan kader organisasi PBNU.
"Warga NU iya. Kulturnya, pengamalannya, ibadahnya, cara islamnya, Islam NU," ucap Said Aqil.

Akun Twitternya di Retas Orang, Kaesang Pangarep: Kalo Ada Apa-apa di Twitter saya, Itu Bukan Saya

Sementara terkait status Mahfud MD di Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang berada di bawah naungan NU, Saiq Aqil menyebut Mahfud hanya sebagai penasihat dan bukan pengurus di organisasi tersebut.

Sehingga menurutnya tidak bisa dikatakan sebagai pengurus harian. "Tidak, bukan harian, bukan harian," tandasnya.

Minta 'Restu'
Prabowo menceritakan, di dalam pertemuan, dirinya bersama Sandiaga saling bertukar pikiran dengan Sai Aqil, terutama masalah di bidang ekonomi.

Di antaranya persoalan kemiskinan, menciptakan suatu ekonomi yang lebih adil, serta stabilitas harga-harga kebutuhan pangan yang terjangkau.

"PBNU menaruh harapan. Kami sebagai calon presiden dan wakil presiden yang akan maju dalam pemilihan oleh rakyat, diingatkan untuk memikirkan dan merumuskan strategi pembangunan yang bisa mengatasi kesulitan (ekonomi) tersebut," tuturnya.

Anggota Paskibraka Jatuh Pingsan Seusai Kibarkan Bendera Merah Putih di Istana Merdeka

Selain itu, Prabowo juga mengakui kedatangannya bersama Sandiaga Uno ini adalah untuk meminta restu ke pimpinan PBNU dalam menghadapai kontestasi politik pada Pilpres 2019.

Prabowo bersyukur pimpinan PBNU memberikan restunya.

Meski begitu, Prabowo yakin NU tidak akan berpolitik praktis dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.

"Iya (dapat restu), saya kira sikap NU sangat wise, sangat bijaksana, NU tidak akan berpolitik praktis," kata Prabowo.

"Pimpinan NU menaruh harapan, kami sebagai calon presiden dan wakil presiden yang akan maju dalam pemilihan oleh rakyat, kami diingatkan untuk memikirkan dan merumuskan strategi pembangunan yang bisa mengatasi kesulitan ini," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Said Aqil mengingatkan kepada pasangan Prabowo-Sandiaga untuk mengedepankan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa dalam kontestasi politik mendatang.

"Mari kita bangun bangsa ini dengan will, dengan niat yang baik demi rakyat, demi masyarakat kecil bagaiamana meningkatkan martabat bangsa ini,” kata Said Aqil.

Sekjen Partai Gerindra Amhad Muzani mengakui kedatangan ke pihak PBNU itu bagian dari rangkaian safari Prabowo-Sandiaga untuk meminta restu para tokoh-tokoh di Indonesia terkait pencapesan mereka.

Kedatangan keduanya juga lanjutan dari pertemuan antara Prabowo dan Said Aqil Siradj sebelum pendaftaran capres-cawapres pada 16 Juli 2018.
"Ini bagian dari lanjutan yang pertemuan awal. Ya kan dulu kami datang ke PBNU," kata Muzani.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani yang menjadi pendukung pasangan bakal capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin menduga ada dua maksud dari kunjungan yang dilakukan pasangan bakal capres-cawapres Prabowo-Sandiaga Uno ke PBNU.

Yang pertama, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno secara formal memang meminta restu kepada para pengurus PBNU, yang notabene-nya menjadi ormas Islam terbesar di Indonesia.

‎"Saya kira pada level capres seperti Pak Prabowo atau Pak Jokowi, datang itu kan tidak sekadar kemudian 'Saya minta didukung dong'," ujar Arsul.

Djarot Saiful Hidayat Sebut Tak Suka dengan Sikap Ahok yang Kerap Marahin Orang di Depan Media

Kedua, kunjungan tersebut juga untuk meminta masukan terkait strategi kampanye ampuh untuk menghadapi Jokowi-Ma'ruf dalam pilpres kali ini.

"Kedua, pasti minta dibantu karena organisasi seperti Muhammadiyah dan NU punya pengaruh besar di anggotanya, kalau ada isu-isu miring dan sebagainya, kemudian apa saluran untuk netralisirnya," bebernya.

Terlepas dari itu, Arsul melihat kunjungan tersebut dapat mempererat tali silahturahmi kedua belah pihak, terlebih silahturahmi dapat memperpanjang umur dan menambah rejeki.

"Jadi bagi capres itu kan rezekinya kalau tepilih jadi presiden, memperjanjang umur ya paling tidak untuk tidak mencegah kesalahpahaman," tukasnya. (tribun network/tim/coz)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved