Penemuan Tulang Belulang di Kebun Sawit: Hilang Tiga Bulan, Dibunuh 2 Rekannya Karena Dendam Ini
"Korban sempat meminta tolong dibawa berobat. Namun JL malah menusuk kembali ke arah leher sebelah kiri dan korban pun jatuh," jelas Ernis Sitinjak.
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunBengkalis.com, Muhammad Natsir
TRIBUNJAKARTA.COM, BENGKALIS- Identitas tulang belulang manusia yang ditemukan di area kebun sawit milik perusahaan di Desa Semunai Kecamatan Pinggir akhirnya terkuak.
Informasi itu terungkap setelah Marta Lena Marbun (46) warga Desa Semunai Kecamatan Pinggir datang ke lokasi penemuan tulang belulang.
Dia terkejut saat melihat pakaian yang berada disekitaran TKP persis dengan pakaian yang digunakan anaknya saat tanggal 25 Mei 2018 pamit padanya untuk pergi bekerja memuat sawit.
Mengenali pakaian yang berada di tempat penemuan tulang belulang, Marta Lena menanyakan keberadaan tulang belulang yang di temukan oleh petugas.
Petugas Polsek Pinggir yang saat itu sedang berada di TKP mengatakan tulang belulang dan tengkorak sudah di bawa ke RSUD Duri.
Tiga Bulan Hilang
Kapolsek Pinggir Kompol Ernis Sitinjak mengungkapkan, dari laporan Marta Lena ini anaknya Tri Sutrisno Sijabat (20) sudah tiga bulan hilang tanpa kabar.
"Keterangan ibu korban terakhir kali Tri Sutrisno pamit padanya Sekitar pukul 08.00 WIB berangkat bekerja sebagai buruh sawit dengan mengunakan sepeda motor pada tanggal 25 Mei 2018 lalu," ungkap Kapolsek, Kamis (30/8/2018).
Sejak hari itu korban tidak kunjung pulang ke rumah. Kemudian bos korban mendatangi Marta Lena tiga hari setelah korban pamit bekerja kepada Marta.
"Bosnya tiga hari kemudian mendatangi Marta Lena, menanyakan keberadaan korban yang sudah tiga hari tidak masuk kerja tanpa kabar. Mendapat informasi ini Marta Lena menyampaikan kepada bosnya anaknya sejak terakhir pamit kerja tidak pulang ke rumah," tambah Ernis Sitinjak.

Berdasarkan laporan ini Polsek Pinggir langsung melakukan penyelidikan terhadap laporan Marta Lena.
Petugas langsung mengali informasi terakhir keberadaan korban sebelum menghilang tanpa kabar.
"Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi sebelum korban hilang mengetahui korban terakhir bertemu dengan dua rekannya JL (17) warga jalan PT Adei Base Camp desa Semunai dan RDS (16) warga PT Adei Utara Base Camp Desa Semunai Kecamatan Pinggir," terang Enris Sitinjak.
Memastikan hal ini petugas Polsek Pinggir langsung menjemput dua rekan korban ini sekitar pukul 20.00 WIB dua jam setelah penemuan tengkorak korban.
Kemudian petugas melakukan interogasi terhadap rekan korban di Mapolsek Pinggir.
Pelaku Mengakui
Pelaku pembunuhan Tri Sutrisno yang ditemukan di area perkebunan sawit perusahaan di Kecamatan Pinggir ternyata dua temannya sendiri.
"Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi sebelum korban hilang mengetahui korban terakhir bertemu dengan dua rekannya JL (17) warga jalan PT Adei Base Camp desa Semunai dan RDS (16) warga PT Adei Utara Base Camp Desa Semunai Kecamatan Pinggir," terang Kapolsek Pinggir Kompol Ernis Sitinjak, Kamis (30/8/2018).
Memastikan hal ini petugas Polsek Pinggir langsung melakukan penjemputan terhadap dua rekan korban ini sekitar pukul 20.00 WIB dua jam setelah penemuan tengkorak korban.
Kemudian petugas melakukan interogasi terhadap rekan korban di Mapolsek Pinggir.
"Hasil Interogasi petugas dua orang rekan korban mengakui telah melakukan pembunuhan terhadap Tri Sutrisno. Bahkan kendaraan korban telah jual dua rekannya dengan harga dua juta rupiah," pungkasnya.
Bermotif Dendam Karena Korban Sering Berkata Kasar
Pembunuhan terhadap Tri Sutrisno dilakukan bermotif dendam. Pengakuan dua tersangka ini korban sering berkata kasar kepada mereka.
Pembunuhan Tri Sutrisno sendiri tergolong berencana. Nyawa korban di habisi dengan menggunakan pisau sangkur milik ayah RDS yang sudah disiapkan.
Nyawa Tri Sutrisno di habisi dua pelaku ini sekitar pukul 19.00 WIB Jumat (25/5/2018) lalu.
Saat itu kedua pelaku awalnya berniat menemui korbannya di rumah korban dengan membawa pisau sangkur yang sudah disiapkan.
Sebelumnya dua orang tersangka ini sampai ke rumah korban, korban mendatangi kedua tersangka. Kemudian kedua tersangka mengajak korbannya untuk membeli tuak.
"Tuak yang dibeli ini diminum bersama di area perkebunan PT Adei oleh ke tiga pemuda ini. Sekitar 20 menit setelah kedua tersangka dan korban minum tuak, antara pelaku JL dan korban terjadi perkelahian mulut," kata Kapolsek.
Secara tiba tiba tersangka JL langsung mencabut pisau dari pinggangnya dan menusuk ke arah kepala korban sebelah kanan sebanyak satu kali.
"Korban sempat meminta tolong dibawa berobat. Namun JL malah menusuk kembali ke arah leher sebelah kiri dan korban pun jatuh," jelas Ernis Sitinjak.
• Sejumlah Pengunjung Ajak Foto Bareng Atlet Ganteng yang Sedang Antre Masuk Toko Suvenir
• Begal Sadis Renggut Nyawa Mahasiswi, Korban Terpental dan Terguling Hingga Kepala Terbentur Aspal
• Guru Ini Jadi Tersangka Usai Unggah Foto Jokowi dan Megawati dengan Logo PKI
Melihat kondisi korban kritis kedua tersangka menunggu sampai korban meninggal dunia.
Selanjutnya kedua pelaku mengangkat korban menjauh dari TKP penusukan berjarak sekitar 15 meter.
"Kedua tersangka lalu menutupi badan korban dengan pelepah kelapa sawit agar tidak tampak. Kemudian darah korban yang berceceran di TKP ditutup dengan menggunakan pasir," tambahnya.
Sementara itu kendaraan korban diambil Kedua tersangka ini. Lalu dijual seharga 2 juta rupiah.
Keduanya bahkan sempat melarikan diri ke Medan dengan menggunakan hasil penjualan sepeda motor tersebut sebelum kembali lagi ke Pinggi. (Tribunpekanbaru)